Warga AS Berduka Usai Terjadinya Penembakan Massal yang Menargetkan Warga Kulit Hitam

16 Mei 2022, 06:50 WIB
Warga AS mengenang korban penembakan massal yang motivasinya adalah rasisme, karena korban sebagian besar warga kulit hitam. /Reuters

PR DEPOK – Penembakan massal di Buffalo, AS, yang disinyalir didorong oleh rasisme menyebabkan warga berduka.

Penembakan massal itu dilakukan oleh seorang pria bersenjata kulit putih yang oleh pejabat telah dicap sebagai kejahatan murni menembak mati 10 orang di sebuah minimarket akibat rasisme.

Komisaris polisi untuk kota AS di barat New York, Joseph Gramaglia, mengatakan bahwa tersangka berusia 18 tahun melakukan pengintaian di daerah yang didominasi kulit hitam dan berkendara ke sana dari kota kelahirannya Conklin, lebih dari 322 km.

Mengenakan pelindung tubuh yang berat dan menggunakan senapan serbu AR-15, penembak itu membunuh 10 orang dan melukai tiga orang lainnya, hampir semuanya berkulit hitam, sebelum mengancam akan menembak dirinya sendiri.

Baca Juga: Perang Masih Berlangsung, Rusia Dilaporkan Serang Wilayah Timur Ukraina dan Menangkis Balasan

Polisi mengatakan petugas membujuk pria bersenjata itu sebelum menangkapnya, seperti dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Tersangka, yang diidentifikasi sebagai Payton Gendron, didakwa atas satu tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan ditahan tanpa jaminan. Dia mengaku tidak bersalah.

"Bukti yang kami temukan sejauh ini tidak membuat kesalahan bahwa ini adalah kejahatan kebencian rasis yang mutlak," kata Gramaglia Minggu, menambahkan Gendron memiliki senapan di mobilnya.

Walikota Buffalo Byron Brown tegas tentang motivasi penembak, bahwa pelaku datang ke tempat itu dengan tujuan untuk mengambil nyawa orang kulit hitam sebanyak mungkin.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Senin, 16 Mei 2022: Waspadai Hujan Disertai Petir pada Siang dan Sore

Gramaglia mengatakan pria bersenjata itu tahun lalu membuat ancaman umum di sekolah menengahnya, setelah itu polisi negara bagian merujuknya ke rumah sakit untuk evaluasi kesehatan mental yang berlangsung sekitar satu setengah hari.

Pada Minggu, 15 Mei 2022 pagi waktu setempat, warga berjaga di luar toko, saat Gubernur New York Kathy Hochul dan Jaksa Agung negara bagian Letitia James berpidato di kebaktian gereja.

Dengan nada marah dan sedih, para pembicara mencela akses mudah ke senjata dan kekerasan rasis terbaru, yang telah menjadi kebrutalan rutin yang tragis secara nasional.

Hochul, penduduk asli Buffalo, menggambarkan kejahatan itu sebagai eksekusi gaya militer dan mengatakan pesan rasis menyebar seperti api, terutama secara online.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV dan Trans7 Hari Senin, 16 Mei 2022: Hadir Talksik hingga Anak Sekolah

Presiden Joe Biden, berbicara di Washington, mengutuk ekstremisme rasis dan kebencian yang tetap menjadi noda di jiwa Amerika.

Serangan itu membangkitkan ingatan akan serangan paling dahsyat dalam sejarah AS baru-baru ini, termasuk pembantaian sembilan orang kulit putih pada tahun 2015 terhadap sembilan jemaah di Gereja kulit hitam Carolina Selatan.

Ada pula serangan tahun 2019 oleh seorang pria kulit putih di Texas yang merenggut 23 nyawa, kebanyakan dari mereka orang Latin.

Jaksa Agung James, yang berkulit hitam, menggambarkan serangan mematikan tersebut sebagai terorisme domestik.

Baca Juga: Cek Status Pendaftaran DTKS DKI Jakarta Online 2022 Pakai NIK KTP

Dia memberi penghormatan kepada para korban yang termasuk pembeli dan pekerja toko, menggambarkan seorang wanita tua yang menanam pohon di bloknya, dan seorang wanita yang berbelanja makanan setelah mengunjungi suaminya di panti jompo.

"Saya memeluk seorang wanita muda yang bekerja di Tops, yang sangat takut bahwa dia akan mati, yang menyaksikan pertumpahan darah, yang gemetar dan gemetar di lengan saya," kata James.

"Siapa yang takut pada komunitasnya, takut juga pada dirinya sendiri," ujarnya.

Denise Walden, seorang penduduk Buffalo, menyuarakan ketakutan bahwa dia tidak bisa pergi ke minimarket di sudut rumahnya karena mungkin tidak bisa pulang ke rumah dengan selamat.

Baca Juga: Bansos PKH Bakal Cair Lagi, Benarkah Modal KTP dan KK Bisa Dapat BLT Anak Sekolah?

Derryl Long, yang lahir di Buffalo, mengatakan dirinya tidak dapat memahami apa yang ada dalam pikiran pelaku.

Pria bersenjata itu menembak empat orang di tempat parkir toko, tiga di antaranya fatal, sebelum memasuki supermarket.

Di antara mereka yang tewas di dalam adalah seorang pensiunan polisi yang bekerja sebagai penjaga keamanan. Dia melepaskan beberapa tembakan ke penyerang sebelum menembak dirinya sendiri.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler