WHO Laporkan Ada 1.284 Kasus Dugaan Cacar Monyet di Kongo

21 Mei 2022, 16:20 WIB
Ilustrasi penyakit cacar monyet. /CDC/via REUTERS

PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan ada 1.284 kasus dugaan cacar monyet yang terjadi di Republik Demokratik Kongo pada 8 Mei 2022 lalu.

WHO menemukan 913 kasus cacar monyet yang tersebar di empat provinsi di Kongo yakni Sankuru, Tshopo, Equateur, dan Tshuapa.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Xinhua, sekitar 75 persen kasus cacar monyet diduga terdapat di seluruh negeri.

Baca Juga: Pakai KTP dan Dapatkan Bansos Rp3 Juta, Nama Penerima PKH 2022 Bisa Dicek di cekbansos.kemensos.go.id

Cacar monyet umumnya adalah penyakit ringan yang bisa sembuh dengan sendirinya.

Adapun penyebaran penyakit ini terjadi melalui kontak sangat dekat dengan penderita cacar monyet dan kebanyakan orang akan sembuh dalam beberapa pekan.

Cacar monyet bisa ditandai dengan timbulnya sejumlah gejala yaitu demam, nyeri otot, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, dan manifestasi kulit seperti lecet.

Baca Juga: Taliban Perintahkan Presenter TV Wanita Afghanistan Tutupi Wajahnya Saat Siaran, jika Melanggar Ada Hukumannya

Berdasarkan laporan sejumlah media, kasus cacar monyet telah tersebar di negara Eropa seperti Inggris, Portugal, Spanyol, Swedia.

Bahkan kasus cacar monyet juga dikabarkan telah menyebar di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Sebelumnya WHO menyebutkan bahwa cacar monyet merupakan virus endemik di beberapa populasi hewan di sejumlah negara yang berakibat terjadinya wabah sesekali di antara penduduk lokal dan wisatawan.

Baca Juga: Apa Itu HFMD atau Flu Singapura? Simak Penjelasan Berikut

Dikutip dari situs resmi WHO, wabah cacar monyet ini dilaporkan terjadi di 11 negara yang tidak biasa karena virus ini menyebar di negara non-endemik.

Hingga kini WHO bekerjasama dengan negara-negara terdampak cacar monyet untuk menemukan orang-orang yang mungkin terkena dan memberikan panduan untuk menghadapi penyakit ini.

WHO juga terus menerima pembaruan mengenai status wabah yang sedang terjadi di negara-negara endemik.

Baca Juga: Hari ke-5 Gelombang Covid-19: Korea Utara Laporkan 200 Ribu Lebih Kasus Demam

Terakhir WHO menegaskan agar masyarakat global tidak menstigmatisasi sekelompok orang karena suatu penyakit yang tidak pernah bisa diterima.

Hal ini disebut WHO bisa menghalangi penanggulangan wabah sebab stigmatisasi akan mencegah masyarakat mencari perawatan, dan menyebabkan penyebaran cacar monyet yang tidak terdeteksi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Xinhua WHO

Tags

Terkini

Terpopuler