Soroti Sanksi Negara Barat, Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev: Dorong Diri Sendiri ke Lubang Krisis

28 Mei 2022, 09:55 WIB
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memberikan wawancara di kediaman negara Gorki di luar Moskow, Rusia 25 Januari 2022. Ia turut menyoroti sanksi negara Barat atas invasi Rusia di Ukraina. /Sputnik/Yulia Zyryanova/Reuters

PR DEPOK – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev turut menyoroti dampak sanksi negara Barat atas invasi Moskow di Ukraina.

Dmitry Medvedev mengingatkan agar Rusia harus hidup dalam realitas baru karena sanksi negara Barat.

Ia menjelaskan, negara Barat sudah merasakan dampak yang sama dari sanksi terhadap Rusia.

Baca Juga: Anggap Negara Barat Memulai Perang Total, Rusia Berencana Lakukan Ini

"Konsekuensi manis untuk waktu yang sangat lama," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Berbicara di forum kewirausahaan partai Rusia Bersatu, Dmitry Medvedev yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia mengatakan bahwa negara Barat sebenarnya mendorong dirinya terjerumus ke lubang krisis.

“Dunia Barat sedang mendorong dirinya sendiri ke lubang krisis global dengan tangannya sendiri. Kenyataannya, Eropa telah merasakan semua konsekuensi manis dari sanksi anti-Rusia, inflasi, hiperinflasi, kenaikan harga bahan bakar, perumahan, utilitas, makanan, barang sehari-hari, PHK ,” katanya.

Baca Juga: Argentina Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama di Amerika Latin

Sejak awal serangan militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari, AS, UE, Inggris, dan banyak negara lain telah memberlakukan pembatasan keras terhadap Moskow.

Akan tetapi, Rusia menganggap tindakan tersebut melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan.

Memang ia tidak memungkiri bahwa bahwa Rusia juga menderita karena sanksi tersebut.

Akan tetapi, menurutnya perbedaan antara Rusia dan Barat adalah bahwa Rusia memiliki tujuan yang mulia.

Baca Juga: BTS akan Bertemu Presiden Joe Biden Bahas Isu Anti-Asia di Gedung Putih

“Kita harus menemukan jawaban atas upaya untuk membatasi perkembangan negara kita,” katanya.

Rusia harus siap untuk sanksi yang akan tetap berlaku untuk waktu yang lama.

“Kami memahami bahwa sanksi ini akan menjadi salah satu cara sistemik untuk memperjuangkan kepemimpinan dunia dan melawan pembangunan negara kita dan ini akan berlanjut untuk waktu yang sangat, sangat lama,” ujarnya.

Baca Juga: Harry Styles Minta Kekerasan Senjata Diakhiri

Sebagai contoh pembatasan yang sudah berlangsung lama, ia merujuk pada Amandemen Jackson-Vanik tahun 1974 yang terkenal sebuah ketentuan dalam undang-undang federal AS yang membatasi perdagangan negara dengan ekonomi non-pasar yang bertahan selama empat dekade dan dicabut pada tahun 2012, hanya untuk menjadi digantikan oleh putaran lain sanksi.

“Kita dapat membayangkan tingkat hiruk-pikuk, kekakuan, dan keteguhan di mana pembatasan ini akan diterapkan,” kata Medvedev.

Ia mengingatkan bahwa Rusia harus hidup dalam kondisi seperti itu.

Baca Juga: Lolos Kartu Prakerja Gelombang 30? Simak Langkah yang Perlu Peserta Lakukan agar Insentif Rp3,55 Juta Cair

“Untuk waktu yang sangat, sangat lama, terlepas dari pemerintahan mana yang berkuasa. Di Amerika Serikat, apapun keputusan Eropa,” katanya.

Menurut Medvedev, sanksi merupakan tantangan yang jauh lebih sulit daripada pandemi.

Selama tiga bulan terakhir, Rusia telah mengalami pembatasan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today

Tags

Terkini

Terpopuler