Lebanon Keluarkan Peringatan Baru untuk Israel: Sangat Berbahaya! Picu Krisis Baru

6 Juni 2022, 17:45 WIB
Kendaraan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melaju di desa Adaisseh, dekat perbatasan Lebanon-Israel, Lebanon selatan, 6 Agustus 2021. /Aziz Taher/REUTERS/

PR DEPOK - Hubungan Israel dan Lebanon dikabarkan semakin memanas.

Sebelumnya pertempuran di perairan Mediterania yang kaya akan deposit gas alam meletus pada hari Minggu ketika Presiden Lebanon Michel Aoun memperingatkan Israel.

Presiden Lebanon Michel Aoun memperingatkan Israel yang mencoba memanfaatkan kekayaan lepas pantai tanpa terlebih dahulu menyelesaikan sengketa teritorial.

Baca Juga: Ukraina dan Salah Satu Negara Uni Eropa Memanas Gegara Bantuan, Ada Apa?

Hal ini menurutnya akan dianggap sebagai provokasi.

“Setiap tindakan atau aktivitas di wilayah yang disengketakan merupakan provokasi dan tindakan agresif,” kata Aoun pada hari Minggu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Adapun peringatan Michel Aoun disampaikan setelah kapal penyimpanan dan pembongkaran produksi terapung (FPSO) tiba di daerah yang disengketakan.

Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Berikan Peringatan Terbaru ke Ukraina dan Amerika Serikat

Dalam kondisi tersebut, perusahaan hulu Energean yang berbasis di London berencana untuk mulai memompa gas dari ladang Karish di bawah kontrak dengan pemerintah Israel akhir tahun ini.

Aoun mengatakan dia membahas kedatangan FPSO dengan Perdana Menteri Najib Mikati dan meminta Komando Angkatan Darat Lebanon untuk memberinya informasi terkini.

"Data yang akurat dan resmi untuk membangun masalah ini," katanya.

Baca Juga: Perang Rusia Hari ke-103: Vladimir Putin Kembali Peringatkan Negara Barat hingga Muncul Serangan Balik Ukraina

Adapun situasi itu sangat berbahaya karena Israel justru menciptakan krisis.

"Sangat berbahaya. Menciptakan krisis baru, melanggar batas kekayaan maritim Lebanon dan memaksakan fait accompli di wilayah yang disengketakan," ujar Aoun.

Sebagai informasi, Karish terletak sekitar 90 km barat Haifa, dekat dengan ladang gas yang jauh lebih besar di Leviathan dan Tamar yang memiliki cadangan yang diperkirakan lebih dari 300 juta barel setara minyak.

Energean menandatangani kontrak pada bulan Maret untuk menjual output dari Karish ke Israel Electric Co., pembeli gas terbesar Israel.

Baca Juga: Korea Selatan dan Amerika Serikat Balas Ancaman Korea Utara dengan Luncurkan 8 Rudal Jarak Jauh

Di sisi lain, Israel telah mengklaim bahwa Karish terletak di zona ekonomi eksklusif Israel, seperti yang diakui oleh PBB.

Maka dari itu, Israel berpendapat bahwa pihaknya tidak akan tunduk pada sengketa wilayah negara itu dengan Lebanon.

Terkait hal ini, Presiden Aoun mengatakan negosiasi untuk menyelesaikan masalah dengan Israel terus berlanjut.

Baca Juga: Tanggapi Korut, AS dan Korsel Lakukan Uji Coba Penembakan 8 Rudal ke Arah Pantai Timur

Adapun Israel dan Lebanon telah mengajukan perselisihan dengan PBB mengenai klaim maritim mereka yang tumpang tindih.

Sementara itu, kelompok militan Hizbullah Lebanon telah mengancam akan mengambil tindakan jika Israel mengekstrak bahan bakar fosil di daerah yang disengketakan tanpa menyelesaikan kebuntuan teritorial.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today

Tags

Terkini

Terpopuler