Vladimir Putin Sebut Barat Miliki 'Arogansi Kolonial', Tegaskan untuk Melanjutkan Peperangan di Ukraina

18 Juni 2022, 06:30 WIB
Dalam sebuah pidato terbarunya, Vladimir Putin menyebut Barat memiliki 'arogansi kolonial' dan ia tidak akan berhenti perang di Ukraina. /Sputnik/Evgeny Biyatov/Reuters

PR DEPOK – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuduh Barat memiliki apa yang ia sebut sebagai arogansi kolonial dan mencoba untuk menghancurkan negaranya dengan sanksi "bodoh”.

Dalam pidatonya, Vladimir Putin berulang kali membicarakan soal kedaulatan dan kekuatan Rusia dalam menghadapi apa yang dia presentasikan sebagai permusuhan Barat.

Pernyataan itu diungkapkan Vladimir Putin saat ia berpidato dalam Forum Ekonomi Internasional St Petersburg, sebuah acara pameran yang diadakan tahun ini dengan hampir tidak ada partisipasi Barat.

"Kita adalah orang-orang kuat dan dapat mengatasi tantangan apa pun. Seperti nenek moyang, kita akan menyelesaikan masalah apa pun, seluruh sejarah seribu tahun negara ini,” ujarnya, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 33 Resmi Dibuka, Bagaimana Cara Daftar dan Apa Saja Syarat-syaratnya?

Vladimir Putin mendapat tepuk tangan meriah dari aula ketika dia menegaskan kembali tekadnya untuk melanjutkan "operasi militer khusus" di Ukraina.

Dia mengatakan tujuan utama dari serangan itu adalah untuk membela orang-orangnya di wilayah Donbas yang sebagian besar berbahasa Rusia di Ukraina timur.

Alasan itu dianggap oleh Kyiv dan Barat sebagai dalih tak berdasar untuk kampanye yang telah mengarah pada pendudukan bagian selatan Ukraina, jauh melampaui Donbas.

Dalam pidato yang berlangsung lebih dari satu jam, Vladimir Putin mengatakan tentara Rusia di Donbas juga berjuang untuk membela hak untuk mengamankan pembangunan Rusia sendiri.

Baca Juga: Tanggal Berapa BPNT Kartu Sembako Juni 2022 Cair? Simak Jadwal dan Cara Cek Penerima di Link Resmi Kemensos

"Barat pada dasarnya menolak untuk memenuhi kewajibannya sebelumnya, ternyata tidak mungkin mencapai kesepakatan baru,” tuturnya.

“Dalam situasi saat ini, dengan latar belakang meningkatnya risiko dan ancaman bagi kami, keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer khusus terpaksa dilakukan. Sulit, tentu saja, tetapi terpaksa dan perlu,” ia menambahkan.

Dia menyebut kampanye itu sebagai tindakan negara berdaulat yang memiliki hak untuk mempertahankan keamanannya dan menuduh Barat tidak hanya mengobarkan perasaan anti-Rusia tetapi juga perampasan militer aktif atas wilayah Ukraina.

Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat menganggap dirinya utusan Tuhan di Bumi, dan bahwa sanksi Barat didasarkan pada premis yang salah bahwa Rusia tidak memiliki kedaulatan ekonomi.

Baca Juga: Prakiraan Hujan di Indonesia 18 Juni 2022: Sebagian Jawa Barat Berpotensi Hujan Ringan hingga Sedang

“Washington dan sekutunya berusaha mengubah jalannya sejarah,” katanya.

Sesaat sebelum Putin akan mulai berbicara, Kremlin mengumumkan bahwa serangan dunia maya telah menonaktifkan sistem akreditasi dan penerimaan konferensi, memaksa mereka untuk menunda awal yang dijadwalkan dari pidatonya satu jam.

Putin mengatakan Uni Eropa bisa kehilangan miliaran dolar tahun ini karena sanksi, yang katanya akan pulih kembali pada mereka yang telah memberlakukannya.

Dia menolak anggapan bahwa Rusia bertanggung jawab atas kenaikan tajam harga global bahan makanan pokok dengan ungkapan bahwa kegagalan mengekspor lima atau enam ton gandum Ukraina dan enam atau tujuh ton jagung tidak mengubah keadaan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler