Perang Ukraina Hari ke-125: NATO Tingkatkan Pasukan, Rusia Peringatkan Perang Dunia III

28 Juni 2022, 10:46 WIB
Tank Rusia yang hangus di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di wilayah Sumy, Ukraina, 7 Maret 2022. //Irina Rybakova/REUTERS

PR DEPOK – Rusia dan Ukraina sudah 125 hari terlibat dalam perang, sejak perintah Vladimir Putin pada 24 Februari 2022.

Hingga kini Rusia masih melancarkan serangan pada beberapa wilayah Ukraina.

Dalam laporan terbaru, sebuah rudal Rusia menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di kota Kremenchuk, Ukraina tengah. Serangan ini menewaskan dan melukai puluhan orang.

Baca Juga: Cara Lihat Hasil Nilai UTBK SBMPTN 2022, Calon Mahasiswa Wajib Akses Link Ini

"Sejauh ini, 16 orang telah tewas dan 59 terluka, 25 di antaranya telah dirawat di rumah sakit," kata Serhiy Kruk, kepala layanan darurat Ukraina seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, serangan Rusia di Kremenchuk sebagai salah satu serangan teroris paling menantang dalam sejarah Eropa.

“Kota yang damai, pusat perbelanjaan biasa dengan wanita, anak-anak, warga sipil biasa di dalamnya,” katanya.

Baca Juga: Jam Buka PRJ Kemayoran Selasa, 28 Juni 2022 dan Harga Tiket Masuk Konser Jakarta Fair

“Hanya teroris yang benar-benar gila, yang seharusnya tidak memiliki tempat di bumi, yang bisa menyerang benda seperti itu dengan misil. Dan ini bukan serangan rudal yang tidak tepat sasaran, ini adalah serangan Rusia yang diperhitungkan – tepatnya di pusat perbelanjaan ini,” ujar Volodymyr Zelensky menambahkan.

Menurut laporan Gubernur Oleh Synehubov, serangan Rusia Kharkiv, menewaskan sedikitnya lima warga sipil pada hari Senin.

Serangan rudal Rusia juga menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan melukai 21 lainnya di wilayah Lysychansk timur Ukraina.

Baca Juga: Son Ye Jin Beri Kabar Bahagia, Saat Ini Tengah Hamil Anak Pertama dari Pernikahannya dengan Hyun Bin

“Hari ini, ketika warga sipil mengambil air dari tangki air, Rusia membidik massa,” kata Serhiy Haidai, gubernur Luhansk.

Dewan keamanan PBB akan bertemu pada hari Selasa untuk membahas serangan yang ditargetkan Rusia terhadap warga sipil atas permintaan Ukraina.

Para pemimpin G7 mengatakan serangan Presiden Rusia Vladimir Putin yang ditujukan pada warga sipil adalah "kejahatan perang" dan mengutuk "serangan keji" di Kremenchuk.

“Kami bersatu dengan Ukraina dalam berduka atas korban tak berdosa dari serangan brutal ini. Serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Presiden Rusia Vladimir Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban,” bunyi pernyataan tersebut.

Baca Juga: Cara Cek Nilai UTBK SBMPTN 2022, Segera Akses Link Berikut untuk Tahu Skor UTBK

Kelompok G7 juga akan terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, serta militer untuk Ukraina, selama diperlukan".

Di sisi lain, NATO akan meningkatkan jumlah pasukan dalam siaga tinggi lebih dari tujuh kali lipat menjadi lebih dari 300.000 sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pasukan aliansi militer di negara-negara Baltik dan lima negara garis depan lainnya akan ditingkatkan.

Baca Juga: Waspada! Pencurian Uang Nasabah dengan Cara Skimming oleh Seorang WNA, Kini Pelaku Ditangkap Polisi

“Sampai tingkat brigade dua kali lipat atau tiga kali lipat menjadi antara 3.000 dan 5.000 tentara. Itu akan menjadi perombakan terbesar dari pertahanan dan pencegahan kolektif kita sejak perang dingin,” katanya.

Setiap gangguan di semenanjung Krimea oleh NATO dapat dianggap sebagai deklarasi perang terhadap Rusia yang dapat mengarah pada "Perang Dunia III," kata mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, seperti dikutip pada hari Senin.

“Bagi kami, Krimea adalah bagian dari Rusia. Dan itu berarti selamanya. Setiap upaya untuk merambah Krimea adalah deklarasi perang terhadap negara kita. Dan jika ini dilakukan oleh negara anggota NATO, ini berarti konflik dengan seluruh aliansi Atlantik Utara; sebuah Perang Dunia Ketiga. Benar-benar malapetaka,” kata Medvedev.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler