PR DEPOK – Rusia telah mengambil kebijakan untuk setiap warga negara Ukraina untuk dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia.
Menurut dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin, Moskow membuka kesempatan bagi semua orang Ukraina mengajukan permohonan kewarganegaraan.
Langkah itu juga berlaku untuk orang-orang tanpa kewarganegaraan yang secara permanen tinggal di Ukraina, serta warga dari dua republik Donbass yang sebelumnya diakui oleh Rusia sebagai negara merdeka.
Ukraina sekarang dapat mengajukan permintaan yang relevan tanpa perlu tinggal di Rusia selama lima tahun untuk memiliki sumber pendapatan atau untuk lulus tes bahasa Rusia.
Syarat ini dikecualikan Rusia, padahal biasanya wajib dilakukan orang asing sebelum mereka dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia.
Dekrit presiden mengubah prosedur yang sebelumnya diperuntukkan bagi warga Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta penduduk dua wilayah Ukraina selatan yang telah berada di bawah kendali pasukan Rusia hampir sejak dimulainya konflik antara Moskow dan Kyiv.
Baca Juga: Tips Sukses Unggah Foto Wajah Saat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 36, Perhatikan 8 Poin Penting Ini
Mereka nanti dapat memproses dokumen kewarganegaraan mereka hanya dalam tiga bulan.
Dalam aturan terbaru, orang-orang yang bertugas di milisi Donbass dan otoritas penegak hukum setempat yang memenuhi syarat juga bisa mengajukan kewarganegaraan Rusia.
Status mereka sebagai personel militer asing tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menolak kewarganegaraan mereka.
Baca Juga: Link Tes Usia Mental Gratis yang Sedang Viral, Cek Apakah Usia Mentalmu Lebih Tua dari Umurmu
Sebuah dokumen terpisah yang ditandatangani oleh Presiden Rusia membuat anak-anak yatim piatu dari republik Donbass dan Ukraina memenuhi syarat untuk diproses juga.
Permohonan dapat diajukan atas nama mereka oleh wali atau keluarga angkat mereka.
Pada Februari, 950.000 orang dilaporkan telah mengajukan aplikasi dan 770.000 di antaranya telah menjadi warga negara Rusia.
Baca Juga: 5 Hal yang Ternyata Bisa Jadi Penyebab Tidak Lolos Seleksi Kartu Prakerja
Seperti diketahui, Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dengan alasan kegagalan Kyiv untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk yang dirancang untuk memberikan wilayah Donetsk dan Luhansk status khusus dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014.
Mantan presiden Ukraina Petro Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kyiv adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat manapun.
Baca Juga: Volodymyr Zelensky Pecat Duta Besar Ukraina untuk Lima Negara Termasuk Jerman dan India
Akan tetapi, Ukraina menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Hingga saat ini, Rusia dan Ukraina masih terlibat dalam perang. Ukraina bahkan berencana untuk mengumpulkan kekuatan tempur jutaan yang dilengkapi dengan senjata barat untuk merebut kembali wilayah selatannya dari Rusia.***