Kelompok Hak Asasi Manusia Sebut Israel Tahan Ratusan Warga Palestina Tanpa Tuntutan

3 Oktober 2022, 12:15 WIB
Ilustrasi penjara. Menurut kelompok hak asasi manusia, Israel telah menahan hampir 800 warga Palestina tanpa pengadilan dan tuntutan. /Pxhere.

PR DEPOK – Kelompok hak asasi manusia menyebut bahwa Israel menahan hampir 800 warga Palestina tanpa pengadilan atau tuntutan, jumlah tertinggi sejak 2008.

Kelompok itu, HaMoked, yang secara teratur mengumpulkan angka-angka dari otoritas penjara Israel, mengatakan bahwa 798 warga Palestina saat ini ditahan dalam apa yang disebut penahanan administratif.

Penahanan administratif merupakan sebuah praktik di mana para tahanan Israel dapat ditahan selama berbulan-bulan, tidak mengetahui tuduhan terhadap mereka dan tidak diberikan akses ke bukti yang memberatkan mereka.

Kelompok itu mengatakan jumlah orang Palestina yang ditahan dalam penahanan administratif terus meningkat tahun ini.

Baca Juga: 12 Kata-kata Ucapan National Boyfriend Day 2022, Segera Bagikan untuk Orang Tersayang

Hal itu disebabkan karena Israel melakukan serangan penangkapan malam di Tepi Barat yang diduduki.

Israel mengklaim menggunakan penahanan administratif untuk menghalangi serangan dan menahan militan berbahaya tanpa mengungkapkan intelijen sensitif.

Kelompok-kelompok hak asasi dan orang-orang Palestina mengatakan itu adalah sistem yang kejam yang menyangkal kebebasan tanpa proses hukum.

Penahanan tersebut menyebabkan beberapa orang Palestina selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun berada di balik jeruji besi tanpa bukti.

Baca Juga: Bansos PBI JK 2022 Cair Berupa Apa? Simak Penjelasannya, Syarat, hingga Cara Cek Penerima Online

Beberapa menggunakan mogok makan yang mengancam jiwa untuk menarik perhatian pada penahanan mereka, yang sering meningkatkan ketegangan antara Israel dan Palestina.

“Penahanan administratif harus menjadi tindakan yang luar biasa tetapi Israel memanfaatkan penahanan ini secara besar-besaran tanpa pengadilan,” kata Jessica Montell, direktur eksekutif HaMoked.

“Ini harus dihentikan. Jika Israel tidak dapat membawa mereka ke pengadilan, mereka harus membebaskan semua tahanan administratif,” tambahnya, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

HaMoked mengatakan angka itu adalah puncak baru dalam gelombang penahanan administratif yang berkembang menyusul serangkaian serangan oleh warga Palestina terhadap warga Israel yang menewaskan 19 orang.

Baca Juga: Cara Merayakan Boyfriend Day Sederhana Tanpa Menguras Dompet, Mudah Ditiru dan Dijamin Pacar Makin Lengket

Serangan-serangan itu memicu serangan Israel yang telah menewaskan sekitar 100 warga Palestina.

Banyak dari mereka dikatakan sebagai militan atau pemuda lokal untuk memprotes serangan ke kota-kota mereka, tetapi warga sipil juga tewas dalam kekerasan itu.

Militer Israel mengatakan sekitar 1.500 warga Palestina telah ditangkap selama waktu itu termasuk mereka yang ditahan dalam penahanan administratif.

Dikatakan serangan itu diperlukan untuk membongkar jaringan militan dan menggagalkan serangan terhadap Israel.

Baca Juga: Boyfriend Day 3 Oktober, Ini Sejarah dan Kata-kata Menyentuh yang Cocok Dibagikan ke Pasangan Tercinta

Palestina mengatakan serangan itu bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan militer Israel selama 55 tahun atas wilayah yang mereka inginkan untuk negara masa depan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler