4 Penyebab Resesi Seks di Jepang, Negara Ini Bisa Jadi Berikutnya

24 April 2023, 20:49 WIB
Ilustrasi. Berikut ini merupakan beberapa penyebab terjadinya resesi seks di Jepang, salah satunya soal biaya hidup. /Unsplash/Alex Block

PR DEPOK – Fenomena resesi seks di Jepang telah menjadi perhatian para ahli beberapa tahun terakhir.

Dikenal dengan istilah "Sekkusu shinai shokogun" di Jepang atau dalam bahasa Inggris "sexless generation", resesi seks adalah fenomena di mana sejumlah besar orang, terutama generasi muda, cenderung tidak tertarik atau enggan untuk terlibat dalam hubungan intim atau bahkan menjalin hubungan romantis.

Fenomena ini telah menjadi perhatian di Jepang selama beberapa tahun terakhir, dan telah menjadi topik perbincangan di media dan di kalangan akademisi.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Bakso di Kota Depok, Salah Satunya Milik YouTuber

Fenomena resesi seks dianggap sebagai isu sosial yang penting di Jepang, karena dapat mempengaruhi laju kelahiran dan pertumbuhan populasi, serta memengaruhi aspek-aspek lain dari kehidupan sosial dan budaya di Jepang.

Beberapa faktor penyebab resesi seks termasuk perubahan budaya dan sosial di Jepang.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari berbagai sumber, berikut ini faktor penyebab resesi seks di Jepang.

Baca Juga: Jadwal Tayang dan Harga Tiket Film Sewu Dino Selasa, 25 April 2023 di Bioskop Surabaya

1. Meningkatnya tekanan di tempat kerja

Jepang dikenal dengan budaya kerja yang sangat berat. Rata-rata karyawan sering bekerja hingga larut malam dan memiliki sedikit waktu untuk kegiatan lain di luar pekerjaan. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kelelahan, yang dapat mempengaruhi keinginan dan kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan dan beraktivitas seksual.

2. Perubahan dalam hubungan gender dan sosial

Jepang telah mengalami perubahan sosial yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, termasuk perubahan dalam hubungan gender dan peningkatan kesadaran akan isu-isu seperti pelecehan seksual dan ketidaksetaraan gender. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana orang melihat dan menjalin hubungan romantis dan seksual.

Baca Juga: Cara Mengolah Sisa Makanan Lebaran dan Ide Olahannya

3. Meningkatnya penggunaan teknologi

Penggunaan teknologi, seperti media sosial dan video game, telah meningkat secara signifikan di Jepang dan di seluruh dunia.

Beberapa orang mungkin lebih tertarik pada aktivitas online daripada hubungan dan aktivitas sosial di dunia nyata, yang dapat mempengaruhi keinginan mereka untuk menjalin hubungan seksual dan romantis.

Baca Juga: PKH 2023 Segera Cair, Berikut Cara Cek Penerima Lewat Link cekbansos.kemensos.go.id

4. Beban finansial yang berat

Hidup di Jepang dapat sangat mahal, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo.

Beban finansial yang berat dapat membuat orang lebih fokus pada karier mereka daripada menjalin hubungan dan aktivitas seksual.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Pisces, dan Aquarius 25 April 2023: Tabungan Meningkat Pesat, Orang Tua Mendukung

Bagi Jepang, yang sudah mengalami penurunan populasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, kekeringan seks adalah berita yang lebih buruk. Jika tren saat ini bertahan, populasi Jepang akan berkurang lebih dari setengahnya selama abad berikutnya.

Para peneliti telah memperingatkan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di Jepang, AS bisa jadi berikutnya.***

Editor: Linda Agnesia

Tags

Terkini

Terpopuler