Kubu yang Bertikai di Sudan Sepakati Gencatan Senjata Selama 3 Hari

25 April 2023, 12:46 WIB
Ilustrasi gencatan senjata. /Pixabay/pixel2013

PR DEPOK - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa para jenderal yang bertikai di Sudan telah menyetujui gencatan senjata selama 72 jam atau tiga hari, berlaku mulai Senin tengah malam, 24 April 2023 waktu setempat.

"Menyusul negosiasi yang intens selama 48 jam terakhir, Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah sepakat untuk menerapkan gencatan senjata nasional mulai tengah malam pada 24 April, berlangsung selama 72 jam," kata Blinken dalam sebuah pernyataan dikutip dari Middle East Eye.

Pengumuman gencatan senjata antara kubu yang bertikai di Sudan itu muncul 10 hari setelah pertempuran brutal yang mendorong Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memperingatkan Sudan.

Baca Juga: 6 Bakso Enak di Bogor yang Wajib Dikunjungi Bareng Keluarga saat Libur Lebaran 2023

Kesepakatan gencatan senjata sebelumnya terganjal karena pihak-pihak yang bertikai di Sudan saling menyalahkan atas pertempuran yang terus berlanjut.

Guterres mengatakan bahwa kekerasan di Sudan "dapat melanda seluruh wilayah dan sekitarnya".

"Kita semua harus melakukan segala daya kita untuk menarik Sudan kembali dari tepi jurang," kata Guterres, menyerukan gencatan senjata lagi.

Baca Juga: Lirik Lagu Diary Depresiku - Last Child, Fakta di Balik Lagu yang Ditulis Virgoun

PBB telah bergabung dengan serbuan pemerintah asing yang mengevakuasi diplomat dan warga negaranya dari Sudan.

Pada hari Senin, konvoi PBB yang membawa 700 orang menyelesaikan perjalanan darat sepanjang 850 kilometer (530 mil) dari ibu kota, Khartoum, ke Port Sudan di pantai Laut Merah.

Dengan bandara Khartoum dinonaktifkan setelah pertempuran yang menyebabkan pesawat hangus di landasan pacu, banyak warga asing diterbangkan dari lapangan terbang lebih kecil ke negara-negara termasuk Djibouti dan Yordania.

Baca Juga: PKH Tahap 2 Mei 2023 Kapan Cair? Ini Bocoran Tanggal, Besaran Dana hingga Cara Cek Penerima Bansos

Berbicara sebelumnya pada hari Senin, Blinken mengatakan Washington dalam "komunikasi yang erat" dengan orang Amerika di Sudan, yang sebagian besar di antaranya adalah warga negara ganda.

Dia mengatakan AS akan mencoba membantu warga Amerika pergi dan bahwa Washington sedang menjajaki opsi untuk mengembalikan kehadiran konsuler diplomatik ke Sudan sesegera mungkin.

Blinken juga menuding kelompok paramiliter Rusia Wagner, mengungkapkan keprihatinan tentang keterlibatannya dalam konflik tersebut.

Baca Juga: 4 Drama Korea yang Tayang Mei 2023, Salah Satunya Black Knight

Dia mengatakan bahwa di mana pun Wagner terlibat, itu "hanya membawa lebih banyak kematian dan kehancuran".

Sebagai informasi, pertempuran di Sudan pecah setelah komandan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Mohamed Hamdan Dagalo (lebih dikenal sebagai Hemeti) berselisih dengan mantan rekannya, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, yang memimpin militer Sudan, terkait rencana untuk memasukkan paramiliter RSF ke dalam tentara reguler.

Sejauh ini setidaknya 427 orang tewas dan lebih dari 3.700 terluka dalam pertempuran tersebut. menurut laporan badan-badan PBB, warga sipil Sudan "melarikan diri dari daerah yang terkena dampak pertempuran, termasuk ke Chad, Mesir, dan Sudan Selatan".***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler