Manuver Jet Tempur Tiongkok Sebabkan Pesawat Militer AS Alami Turbulensi, Hubungan Kedua Negara Kembali Tegang

1 Juni 2023, 16:41 WIB
ILUSTRASI -Manuver yang dilakukan oleh jet tempur Tiongkok menyebabkan pesawat militer AS mengalami turbulensi yang menjadikan ketegangan. /Pixabay/hn2017

PR DEPOK - Sebuah pesawat tempur Tiongkok melakukan manuver yang dianggap "agresif" di dekat pesawat militer Amerika Serikat di wilayah udara internasional di atas Laut China Selatan, demikian disampaikan oleh pihak Amerika Serikat pada hari Selasa.

Dilansir dari media Reuters, komando militer Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas wilayah Indo-Pasifik mengungkapkan bahwa manuver yang dilakukan oleh pesawat J-16 Tiongkok terjadi minggu lalu dan memaksa pesawat RC-135 Amerika Serikat melewati turbulensi yang dihasilkannya.

"Dalam batas yang diizinkan oleh hukum internasional, Amerika Serikat akan terus melakukan penerbangan, pelayaran, dan operasi dengan aman dan bertanggung jawab," demikian disampaikan dalam pernyataan tersebut.

Video yang dirilis memperlihatkan pesawat tempur yang melintas di depan hidung pesawat Amerika Serikat dan kokpit RC-135 yang bergoyang akibat turbulensi yang dihasilkan.

Baca Juga: Liburan ke Bogor? Rekomendasi 4 Tempat Bakso di Dekat Taman Safari Cisarua

Juru bicara kedutaan Tiongkok di Washington, Liu Pengyu, tidak memberikan komentar mengenai detail spesifik, tetapi ia mengatakan bahwa Amerika Serikat telah sering kali mendeploy pesawat dan kapal untuk melakukan rekognisi yang berdekatan dengan wilayah Tiongkok, yang menurut Tiongkok merupakan ancaman serius terhadap keamanan nasional mereka.

"Tiongkok mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan provokasi berbahaya semacam itu, dan menghentikan upaya pembelokan kesalahan kepada Tiongkok," ujar Liu dalam tanggapannya melalui surel sebagai respon terhadap permintaan komentar mengenai pernyataan militer Amerika Serikat.

Ia menambahkan bahwa Tiongkok akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanannya, serta bekerja sama dengan negara-negara di wilayah tersebut untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.

Baca Juga: Cara Cek Status Penerima KJMU Tahap 1 2023 yang Sudah Cair Hari ini, Intip Nominal yang Didapatkan

Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, sementara beberapa negara lain juga memiliki klaim yang bersaing. Beijing sering mengatakan bahwa pengiriman kapal dan pesawat oleh Amerika Serikat ke Laut China Selatan tidak baik untuk perdamaian.

Insiden terbaru ini terjadi sebelum Tiongkok menolak permintaan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, untuk bertemu di sela-sela pertemuan puncak keamanan Asia, Shangri-La Dialogue, di Singapura pada minggu ini.

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat yang berbicara dengan syarat anonimitas menyatakan bahwa sejak tahun 2021, Tiongkok telah menolak atau tidak memberikan tanggapan terhadap lebih dari selusin permintaan untuk berbicara dengan Pentagon.

Baca Juga: 7 Destinasi Wisata Seru di Jabodetabek yang Menarik Perhatian untuk Menghabiskan Waktu Liburan

Pihak Pentagon menganggap kontak semacam itu penting untuk menghindari kesalahpahaman dan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Kejadian ini terjadi sebagai bagian dari apa yang disebut Amerika Serikat sebagai tren perilaku yang semakin berbahaya oleh pesawat militer Tiongkok.

Insiden serupa terjadi pada bulan Desember, sebuah pesawat militer Tiongkok mendekati pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat dalam jarak 10 kaki (3 meter) dan memaksa pesawat Amerika Serikat tersebut melakukan manuver menghindari tabrakan di wilayah udara internasional.

Baca Juga: City vs United: Derby Panas Duo Manchester di Final FA Cup, Dilengkapi H2H dan Susunan Pemain

Hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat telah tegang, dengan adanya perselisihan antara kedua ekonomi terbesar di dunia ini terkait berbagai isu, mulai dari Taiwan dan catatan hak asasi manusia Tiongkok hingga aktivitas militer Tiongkok di Laut China Selatan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler