Kerusuhan di Prancis Semakin Memanas, 40 Ribu Kepolisian Dikerahkan

30 Juni 2023, 13:21 WIB
Ilustrasi kerusuhan di Prancis - Kerusuhan yang terjadi di Prancis semakin memanas, hal itu membuat sebanyak 40 ribu polisi dikerahkan. /Pixabay/Pexels/

PR DEPOK - Kerusuhan di Prancis semakin memanas pasca penembakan mati remaja berusia 17 tahun oleh polisi, pada Selasa, 27 Juni 2023.

Pada Kamis malam, para demonstran melakukan unjuk rasa kembali di kota-kota besar Prancis. Pemerintah setempat mengerahkan 40 ribu polisi untuk mengamankan lokasi tersebut.

Berdasarkan hasil laporan, para demonstran memporak-porandakan beberapa kota besar di Prancis seperti Nanterre, Lyon, Pau, Toulouse, Lille, dan Marseille.

Kemarahan masyarakat setempat memuncak, usai putusan pengadilan dianggap tidak sebanding dengan meninggalnya remaja berusia 17 tahun itu.

Baca Juga: BPNT Kartu Sembako Juli 2023 Cair Rp200.000, Cek Penerima di cekbansos.kemensos.go.id

Sebelumnya, pengacara dari pihak keluarga korban meminta penjadwalan ulang sidang pelaku penembakan. Keluarga korban menduga pihak pengadilan membela pelaku karena berprofesi sebagai polisi.

Lebih lanjut, masyarakat melakukan unjuk rasa dengan membakar mobil, mengahalau jalan, dan melempari kepolisian dengan petasan.

Aksi kemarahan masyarakat terlihat dengan membakar bank di kota Nanterre, Prancis. Pihak berwenang setempat, mengerahkan petugas pemadam kebakaran.

Pembakaran bank oleh demontrans, diketahui tidak memakan korban jiwa. Kendati demikian, para masyarakat yang melakukan unjuk rasa terlihat menjarah sebuah toko.

Baca Juga: 8 Lokasi Soto Banjar di Banjarmasin yang Paling Mantap, Ini Lokasinya

Para demonstran dikabarkan melakukan penjarahan terhadap toko sepatu Nike yang berada di pusat kota Prancis. Selain menjarah, demonstran merusak jendela di sepanjang jalan pebelanjaan kawasan Rue de Rivoli.

Guna menghalau demonstran, pihak kepolisian setempat menyemprotkan gas air mata. Selain itu, pihaknya telah mengamankan 10 orang, pada Kamis malam waktu setempat.

Kerusuhan di Prancis sejak Selasa hingga saat ini, telah menangkap 150 orang. Selain itu, 170 kepolisian dikabarkan mengalami luka-luka.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmain mengutuk keras aksi kerusuhan tersebut. Dirinya menjelaskan negara akan bertindak tegas.

Baca Juga: Siapkan 4 Dokumen Ini, Bansos BPNT Juli 2023 Siap Cair Rp400.000 di Kantor Pos Mulai Besok

"Tanggapan negara harus sangat tegas. Para profesional gangguan harus pulang," ujar Gerald Darmain, dikutip PikiranRakyat-Depok.com melalui Al Jazeera.

Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengecam tragedi penembakan yang dilakukan oleh kepolisian setempat.

"Kami memiliki seorang remaja yang terbunuh. Itu tidak bisa dimaafkan, tidak bisa dijelaskan dan saya ingin mengungkapkan simpati dan belasungkawa saya kepada keluarga dan orang-orang terkasihnya," ucap Emmanuel Macron.

Diketahui, kasus penembakan remaja usia 17 tahun oleh polisi dikarenakan korban melanggar aturan lalu lintas. Saat kejadian, pihak kepolisian melihat korban yang masih di bawah umur mengendarai mobil Mercedes dengan plat nomor dari Polandia di jalur bus.

Baca Juga: Ngeunah Pisan! Berikut 6 Tempat Bakso Paling Favorit di Bandung, Catat Alamatnya

Polisi yang saat itu bertugas, hendak menghentikan korban, namun anak berusia 17 tahun itu melarikan diri hingga menerobos lampu merah.

Polisi yang bertugas mengaku, tidak memiliki niatan untuk menembak korban. Para pelaku yang terdiri dari dua orang terpaksa menembak mobilnya agar remaja itu tidak melarikan diri.

Kendati demikian, tembakan yang dilepaskan polisi meleset. Korban diketahui terkena satu tembakan di bagian lengan kiri dan dadanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler