Korban Tewas Ajaran Sesat Kenya Mencapai 400 Orang, Penyidik Menguak Adanya Penjualan Organ Manusia

18 Juli 2023, 12:49 WIB
Ilustrasi mayat. Kepolisian di Kenya mengungkapkan bahwa korban tewas akibat ajaran sesat di negara itu mencapai 400 orang, ada penjualan organ manusia. /PIXABAY/soumen82hazra

PR DEPOK - Korban tewas ajaran sesat yang disebut dengan Sekte kelaparan di Kenya kini mencapai 400 orang. Otoritas telah menemukan lagi jasad di 40 kuburan massal baru-baru ini.

Kepala polisi Provinsi Coast Rhoda Onyancha mengatakan bahwa belasan jasad telah digali sehingga jumlah korban pun mencapai 403 orang.

Investigasi sudah dilakukan sejak bulan April 2023 dan dalam penyelidikan pun kini terkuak informasi yang menunjukkan adanya keterlibatan penjualan organ manusia.

Kesimpulan tersebut dilihat dari beberapa korban yang kehilangan organ pada tubuhnya, temuan tersebut memperkuat dugaan perdagangan organ ilegal.

Baca Juga: Deretan Tradisi Malam 1 Suro di Indonesia, Berikut Mitos dan Kepercayaan Tradisionalnya

Sebelumnya, pada bulan April telah ditemukan ratusan jasad di Hutan Shakahola di daerah Kilifi, seperti dilansir dari ANTARA.

Ajaran kelaparan tersebut dipimpin oleh Pastor Paul Mackenzie, kabarnya ia telah dituding oleh pengikutnya untuk mengakhiri hidupnya lewat aksi mogok makan.

Tidak hanya orang dewasa ia juga mengajak anak-anak untuk mengikuti ajakannya tersebut.

Baca Juga: Cobain 6 Pempek di Lubuklinggau yang Rasanya Mantap, Cek Alamatnya

Aksi tersebut dilakukan agar mereka masuk surga sebelum kiamat datang yang diprediksi akan datang pada 15 April.

Dalam kasus ini 37 orang termasuk istri Pastor Joyce Mwikamba ikut ditangkap terkait pembunuhan massal ini.

Rhoda mengatakan sejak dilakukan penggalian otoritas telah menemukan 258 sampel DNA di lokasi penggalian.

Baca Juga: 10 Alamat Tempat Makan Pempek Terkenal di Kebumen, Ada Pempek Khas Pelembang hingga Pempek Sultan

Pada bulan Mei lalu pengacara Paul yaitu George Kariuki mengatakan bahwa Paul bersikap kooperatif kepada polisi.

Ia juga mengatakan bahwa Paul tidak mau menjalani investigasi secara sepihak, sehingga polisi tidak hanya fokus pada dirinya seorang.

Selain itu, seorang pengkhotbah juga telah ditahan karena dicurigai ikut serta dalam pembunuhan massal ini juga membantu mencuci uang yang dilakukan oleh Paul.

Pengkhotbah tersebut adalah Yehezkiel Odero yang telah dibebaskan dengan jaminan. ***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler