Covid-19 Muncul di Gaza, Warga: Apalagi yang Bisa Diharapkan?

26 Agustus 2020, 13:01 WIB
Seorang guru yang mengenakan masker wajah pelindung saat siswa Palestina duduk di ruang kelas di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa ketika tahun ajaran baru dimulai di tengah kekhawatiran tentang penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Kota Gaza 8 Agustus 2020.* // REUTERS / Mohammed Salem

PR DEPOK – Akses ke Gaza, Palestina telah ditutup sejak virus corona menyebar secara global karena dikhawatirkan sistem perawatan dan kesehatan yang rapuh tidak dapat mengatasi pandemi.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari laman The Guardian, kasus pertama Covid-19 di Palestina telah muncul dan warga sana menganggapnya sebagai bencana.

"Gaza sudah hancur dari dulu, tidak ada pekerjaan, tidak ada uang, tidak ada perjalanan, perang, pembunuhan, bunuh diri dan sekarang virus corona. Apa lagi yang bisa kita harapkan?," kata Mahmoud Miqdad seorang pemilik supermarket di Gaza.

Baca Juga: Cerita Agustinus Rumere, Bocah Papua yang Muncul di Uang Pecahan Rp75 Ribu

Setelah pihak berwenang mengumumkan empat orang dari keluarga yang sama positif Covid-19 di kamp Maghazi Pusat, sebanyak dua juta penduduk Gaza diisolasi pada hari Selasa, 25 Agustus 2020.

Semua warga Gaza yang kembali dari Israel atau Mesir tetap harus diisolasi di pusat-pusat khusus.

Sebelumnya, diketahui bahwa Gaza berada pada situasi pembatasan keras untuk keluar dan masuk jalur selama berbulan-bulan sehingga membuat keadaan ekonomi melemah.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Kian Meningkat. Mohammad Idris Kembali Ingatkan Warga Lakukan Personal Lockdown

Meskipun demikian, masuknya virus corona ke Gaza tetap tidak dapat dicegah.

Shahed Smiri, seorang pegawai LSM berusia 35 tahun menyatakan kekhawatiran terhadap keluarganya yang hanya memiliki stok makanan untuk bertahan selama 48 jam isolasi.

"Saya tidak tahu bagaimana Gaza dalam beberapa hari dan minggu mendatang, dengan kasus-kasus di dalam komunitas, ini benar-benar bencana," ujar Shahed.

Baca Juga: Guru Honorer Tak Dapatkan Bantuan Rp600 Ribu, DPR: Jangan Lupakan Kesejahteraan Mereka

Jalan-jalan di Gaza terlihat sepi ketika pihak berwenang berupaya mendeteksi infeksi lain dan menghentikan penyebaran virus corona di jalur yang terhitung padat penduduk tersebut.

Pihak berwenang telah memerintahkan warga untuk tetap tinggal di rumah, sementara tempat usaha, sekolah dan masjid ditutup.

"48 jam ke depan sangat penting dan esensial, dan kami menyerukan kepada warga untuk bekerja sama dengan keputusan yang diambil," tutur juru bicara Kementerian dalam Negeri, Iyad Al-Bazam, ketika lockdown diberlakukan pada Senin malam, 24 Agustus 2020.

Baca Juga: Kedapatan Tak Pakai Masker, Anak Sekolah di Depok Harus Bacakan Pancasila

Bulan lalu, pihak berwenang sempat melakukan latihan untuk menguji kesiapan dalam menghadapi wabah virus corona.

Beberapa orang yang diberi izin untuk memasuki Gaza dalam beberapa bulan terakhir telah diisolasi selama tiga minggu.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Gaza telah mencatat 110 kasus positif virus korona dan satu pasien meninggal.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler