Resmi Mengundurkan Diri, Berikut Penggalan Kisah Shinzo Abe Saat Menjabat sebagai PM Jepang

28 Agustus 2020, 18:44 WIB
Shinzo Abe resmi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri (PM) Jepang, Jumat 28 Agustus 2020.* /REUTERS/

PR DEPOK - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan tersebut.

Adapun alasan Shinzo Abe mengundurkan diri dari jabatan PM Jepang perihal kondisi kesehatannya yang memerlukan perawatan intensif.

Kabar pengunduran dirinya tersebut disampaikan Shinzo Abe dalam kesempatan konfrensi pers di Tokyo, pada Jumat 28 Agustus 2020.

Baca Juga: Jokowi Bagikan Banpres Produktif di Yogyakarta: Kalau Kurang Minta ke Bank, Tapi Pinjam

Shinzo Abe mengatakan bahwa dirinya telah 'berjuang' dengan kesehatannya yang mulai memburuk pada pertengahan Juli 2020.

Oleh karenanya, dikatakan Shinzo Abe, dirinya siap untuk mengakhiri kepemimpinannya sebagai PM Jepang dengan cepat.

"Kesehatan saya yang buruk seharusnya tidak mengarah pada keputusan politik yang salah. Karena saya tidak lagi dapat memenuhi harapan amanat rakyat Jepang, saya telah memutuskan tidak boleh lagi menjabat sebagai PM Jepang. Jadi saya memutuskan untuk mundur," kata Shinzo Abe kepada awak media.

Baca Juga: Ratusan Ayam dan Bebek di Gorantalo Utara Ditemukan Mati Mendadak, Diduga karena Penyakit Thethelo

Meski telah mengundurkan diri, tidak ada salahnya untuk mengetahui kisah Shinzo Abe saat menjabat sebagai PM Jepang hingga akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Washington Post.

Shinzo Abe sebelumnya sempat mengundurkan diri dari posisi PM Jepang pada tahun 2007 dengan alasan penyakit kronis kolitis ulserativa.

Akan tetapi, pengunduran dirinya tersebut diurungkan setelah kondisinya kembali stabil dengan mengonkumsi obat-obatan dan kembali berkuasa dengan kemenangan telak pada pemilu 2012 lalu.

Namun tak berselang lama dia mengatakan kondisinya semakin memburuk dan membutuhkan lebih banyak perawatan dan pemantauan.

Baca Juga: MRT Sediakan Sepeda Gratis di Empat Stasiun Ini untuk Aktivitas Warga Sehari-hari, Caranya?

Perlu diketahui, pria berusia 65 tahun tersebut mengawasi periode stabilitas relatif di negara yang sebelumnya dikenal sering berganti kepemimpinan.

Sejak saat itu, ia mampu mengangkat citra Jepang di panggung dunia setelah periode saat hanya segelintir orang di luar negeri yang dapat menujuk PM.

Shinzo Abe telah mempertahankan aliansi yang kuat dengan Amerika Serikat (AS) dan juga memperjuangkan perdagangan bebas.

Tetapi dia meninggalkan jabatannya dengan sedikit perasaan tidak puas lantaran gagal untuk mencapai apa yang ia ingin lakukan sebelumnya.

Baca Juga: Demi Lacak Kasus OTG, Puskesmas Limo Depok Gelar Tes Swab Covid-19 Massal secara Gratis

Masa jabatannya ditandai dengan upaya menghidupkan kembali ekonomi Jepang melalui paket kebijakan yang dikenal dengan sebutan "Abenomics".

Shinzo Abe juga dilaporkan mampu menciptakan jutaan lapangan pekerjaan untuk warga negeri Matahari Terbit tersebut.

Tetapi para ahli mengatakan bahwa Shinzo Abe telah gagal untuk mendorong reformasi struktural yang sangat dibutuhkan Jepang untuk memulihkan dinamisme ekonominya yang lesu.

"Masalah sebenarnya adalah dia berjanji untuk membatalkan status quo, tetapi pertanya mewakili kepentingan pribadi dari status quo itu," ujar Jeff Kingston, direktur studi Asia di Temple University Jepang.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Angin Kencang Landa Sejumlah Wilayah Jawa Barat

Adapun kebijakan lainnya yang dinilai kontroversial, termasuk perluasan pertahanan militer Jepang. Shinzo Abe gagal mencoba memodifikasi konstitusi pasifis Jepang pascaperang untuk secara eksplisit mengakui peran pasukan pertahanan diri militer negara itu, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk melawan ancaman kebangkitan Tiongkok dan Korea Utara yang bersenjata nuklir.

Dalam kesempatan pendeklarasian dirinya mundur sebagai PM Jepang, Shinzo Abe meminta "pengampunan" bahwa dirinya mengundurkan diri sebelum tiga tujuan yang paling diinginkannya terwujud.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler