Rencana Koordinasi Kemlu dan KBRI untuk Menyusun Skenario Evakuasi WNI di Tengah Konflik Israel-Palestina

14 Oktober 2023, 13:28 WIB
Kemlu dan KBRI menyusun rencana untuk evakuasi WNI yang tengah berada di wilayah konflik Israel-Palestina. /Reuters/Saleh Salem

PR DEPOK - Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI di berbagai negara bekerja keras dalam merespons situasi konflik di Palestina dan Israel. Dalam upaya untuk memberikan perlindungan terbaik bagi WNI, mereka menyusun rencana evakuasi yang terukur dan matang. Koordinasi intensif dilakukan dengan perwakilan RI di Yordania, Mesir, Lebanon, dan Suriah, serta PTRI Jenewa.

 

Rencana kontijensi melibatkan berbagai opsi rute, termasuk jalur darat menuju Amman dan Kairo, serta jalur udara dengan penerbangan komersial menuju negara ketiga. Tindakan ini menunjukkan kesiapan dan responsifnya pemerintah dalam menghadapi dinamika situasi di lapangan.

Dalam suasana ketegangan yang semakin meningkat di antara Palestina dan Israel, Kementerian Luar Negeri RI mengungkapkan kisah luar biasa dari 129 WNI yang dengan tegas menolak dievakuasi. Keputusan mereka tidak hanya membawa nuansa keberanian, tetapi juga membangkitkan kisah pribadi yang unik di tengah kompleksitas konflik tersebut.

Menurut Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, mayoritas dari 129 WNI tersebut memiliki ikatan kuat dengan wilayah tersebut, entah melalui perkawinan dengan warga setempat atau melalui pekerjaan tetap di Tepi Barat, Tel Aviv, dan Yerusalem.

Baca Juga: Terfavorit! 5 Nasi Goreng di Cilacap Rating Tinggi Ini Jadi Rebutan, Alamat disini

Keputusan Berani: 129 WNI Memilih Bertahan di Tengah Konflik Israel-Palestina

Meskipun ketegangan antara Israel dan Palestina mencapai puncaknya, 129 WNI yang berada di wilayah tersebut memilih untuk tidak dievakuasi. Keputusan ini mencerminkan keberanian mereka yang memutuskan untuk tetap tinggal di tengah situasi konflik yang semakin memanas.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Judha Nugraha, menegaskan bahwa pilihan tersebut merupakan hak masing-masing individu, terutama bagi warga Indonesia yang memiliki ikatan kuat dengan wilayah tersebut.

Judha, dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat, menjelaskan bahwa pemerintah aktif memberikan informasi terkini terkait situasi keamanan di Palestina dan Israel. Meskipun demikian, Judha menekankan bahwa keputusan untuk dievakuasi atau tidak sepenuhnya menjadi hak prerogatif masing-masing WNI.

Baca Juga: Gurih Mantul! 5 Rekomendasi Tempat Makan Rawon Terenak di Beji, Depok

Dengan tegas, ia menyatakan bahwa pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk memaksa WNI mengambil keputusan evakuasi. Ini mengindikasikan bahwa setiap WNI memiliki kebebasan penuh dalam menentukan langkah-langkahnya sendiri berdasarkan penilaian pribadi terhadap situasi yang dihadapi.

“Tugas pemerintah adalah memberikan informasi mengenai penilaian situasi keamanan, tetapi pilihan (evakuasi) dikembalikan kepada masing-masing WNI. Kami tidak bisa memaksa,” ujar Judha dalam konferensi pers di Jakarta dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara, pada Jumat.

Meskipun pemerintah telah menghimbau WNI untuk segera meninggalkan wilayah konflik sesuai dengan UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, hanya empat dari 133 WNI di luar Jalur Gaza yang bersedia meninggalkan wilayah tersebut. Alasannya beragam, dengan banyak yang merasa aman di tempat tinggal mereka.

Sementara itu, pemerintah terus berkoordinasi dengan perwakilan di berbagai negara, termasuk KBRI Amman, KBRI Kairo, KBRI Beirut, dan KBRI Damaskus, guna memastikan keamanan dan menyusun rencana evakuasi.

Baca Juga: Shopee 10.10 Brands Festival Bikin Brand Lokal & UMKM Rasakan Peningkatan, Penjualan Lebih dari 9 Kali Lipat

Dengan total 143 WNI di wilayah konflik, rencana evakuasi melibatkan berbagai skenario dan jalur, termasuk jalur darat ke Amman, Yordania, jalur darat ke Kairo, Mesir, dan jalur udara menuju negara ketiga.

Judha menyampaikan bahwa berdasarkan informasi terkini, dari total 133 WNI yang berada di luar Jalur Gaza, hanya empat orang yang menyatakan keinginan untuk meninggalkan wilayah tersebut.

Sementara itu, mayoritas dari WNI yang tersisa menolak dievakuasi dengan alasan bahwa mereka merasa aman di lokasi tempat mereka berada.

“Namun, berdasarkan informasi terkini, dari 133 WNI yang berada di luar Jalur Gaza, hanya empat orang yang ingin meninggalkan wilayah tersebut… sementara yang lainnya (menolak dievakuasi) karena merasa aman,” kata Judha.

Baca Juga: Loker BUMN PT Sucofindo Cari Lulusan S1 untuk 10 Posisi Ini, Begini Syaratnya

Kisah ini tidak hanya mencerminkan tantangan evakuasi di tengah konflik, tetapi juga menggambarkan keteguhan hati dan keputusan pribadi yang diambil oleh para WNI yang memilih untuk tetap di Palestina-Israel. Mereka menciptakan kisah yang unik di tengah ketegangan geopolitik yang melingkupi mereka.

Judha menjelaskan bahwa dalam menghadapi situasi sulit di lapangan, pemerintah tidak hanya menyusun satu skenario evakuasi. Sebaliknya, mereka membuka berbagai macam opsi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Belajar dari pengalaman evakuasi sebelumnya, pendekatan ini diambil untuk meningkatkan fleksibilitas dan adaptabilitas rencana evakuasi.

“Jadi kita tidak hanya menyusun satu skenario saja karena situasi di lapangan sangat sulit. Belajar dari pengalaman-pengalaman evakuasi sebelumnya, berbagai macam opsi kita buka, nanti pelaksanaannya bergantung pada situasi di lapangan,” tutur Judha, menjelaskan.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler