Tensi Meningkat di Gaza: Ancaman Serangan Darat Israel Memicu Evakuasi dan Krisis Kemanusiaan

15 Oktober 2023, 09:52 WIB
Ketegangan telah mencapai puncaknya di Jalur Gaza, ketika Israel mengancam untuk melancarkan serangan darat.* /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa/

PR DEPOK - Kini, ketegangan telah mencapai puncaknya di Jalur Gaza, ketika Israel mengancam untuk melancarkan serangan darat, memaksa warga sipil berjuang untuk melarikan diri dari ancaman serangan udara dan darat yang semakin besar.

 

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari The Guardian, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan "tahap berikutnya" dalam sebuah video yang dibagikan kepada pasukan Israel yang berkumpul di selatan negara itu. Militer Israel menyatakan persiapan untuk "operasi darat yang signifikan."

Warga Gaza yang telah menghadapi keterbatasan makanan, air, bahan bakar, dan persediaan medis, sekarang berhadapan dengan ancaman lebih besar akibat eskalasi pertempuran. Evakuasi warga sipil menjadi tantangan di tengah serangan udara yang terus berlanjut.

Seiring dengan kondisi kritis di Gaza, bantuan kemanusiaan terhenti karena Israel menutup semua pintu masuk ke wilayahnya dan Mesir memperkuat perbatasan, menolak masuknya pengungsi. Warga Gaza, yang telah berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar, kini berada dalam situasi yang semakin sulit.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Rumah Makan Seafood yang Terkenal Enak di Cilacap, Bisa Pesan Antar

Satu konvoi evakuasi sipil menjadi korban serangan udara pada Jumat, menewaskan sekitar 70 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Kejadian tragis ini meninggalkan penduduk Gaza dengan ketidakpastian dan kekhawatiran akan keselamatan mereka di jalan.

Hamas, kelompok pemberontak di Gaza, menolak perintah evakuasi Israel sebagai propaganda, dan warga diimbau untuk tetap tinggal melalui siaran masjid. Sementara itu, Israel belum merinci tujuan operasi selain menghancurkan Hamas.

 

Komunitas internasional, termasuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, telah mendesak Israel untuk menunjukkan penahanan dalam menghadapi krisis ini dan melindungi warga sipil di kedua belah pihak.

Sementara itu, jumlah korban terus meningkat, dengan lebih dari 2.200 orang tewas, termasuk 724 anak-anak dan 458 perempuan, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Baca Juga: Italia Tetap Bersaing untuk Lolos ke Putaran Final Euro 2024

Evakuasi warga asing, yang diharapkan akan mendapatkan perlindungan melalui kesepakatan antara Mesir, Israel, dan AS, belum dapat dilaksanakan karena perbatasan ke Mesir tetap ditutup.

Selain itu, muncul ketakutan akan terjadinya black-out komunikasi karena warga Gaza kehilangan akses listrik dan jaringan telepon. Rumah sakit yang sudah padat dan kurangnya sumber daya membuat tenaga medis kesulitan menyediakan perawatan yang memadai, meningkatkan risiko wabah penyakit menular.

 

Dengan belum jelasnya tujuan operasi Israel, serta ketidakpastian evakuasi dan bantuan kemanusiaan, penduduk Gaza berada dalam situasi yang semakin genting.

Sementara itu, kekhawatiran atas keterlibatan pihak regional lainnya semakin meningkat, menandakan potensi eskalasi konflik yang lebih besar di kawasan tersebut.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler