Pascapenyerangan 5 Tahun Silam, Kantor Majalah Charlie Hebdo Perketat Keamanan

8 September 2020, 08:00 WIB
POTRET cover depan majalah Charlie Hebdo pada 1 September 2020. /AFP/

PR DEPOK – Salah satu majalah di Prancis, Charlie Hebdo sempat menggemparkan dunia dengan merilis karikatur Nabi Muhammad. Hal tersebut menuai kecaman dari seluruh umat Islam di dunia.

Bahkan, masalah tersebut membuat beberapa oknum yang diduga sebagai ekstremis Islam menyerang kantor majalah Charlie Hebdo pada 7 Januari 2015.

Terdapat 12 korban yang tewas dari aksi penyerangan tersebut. Korban-korban yang tewas merupakan staff dari kantor majalah Charlie Hebdo.

Baca Juga: Bantuan Kuota Internet Gratis Tak Kunjung Datang, Siswa: Lebih Baik Gratis SPP Saja daripada Subsidi

Namun, majalah Charlie Hebdo malah kembali mengumumkan akan mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad. Pengumuman tersebut sengaja dilakukan bertepatan dengan persidangan terhadap pelaku penyerangan.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, motif dari majalah tersebut mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad adalah untuk menunjukkan bahwa mereka masih berdiri meski mendapat banyak kecaman.

Pernyataan berani dari kantor majalah tersebut tak lepas dari persiapan mereka memperketat keamanan disekitar kantor majalah Charlie Hebdo.

Terdapat petugas polisi yang menjaga setiap pintu kantor Majalah Charlie Hebdo. Selain itu, masing-masing dari staf kantor majalah juga memiliki pengawal.

Baca Juga: Apresiasi Kenaikan Tarif Tol Cipularang Ditunda, Ridwan Kamil: Terima Kasih Atas Nama Warga Jabar

Saking mulai terbiasanya dengan penjagaan ketat tersebut, Laure Daussy selaku salah satu penulis yang bergabung dengan Majalah Charlie Hebdo mengatakan, setiap pagi hari para staf dan bagian dari kantor majalah tersebut sudah menyapa para polisi.

Padahal sebelum adanya insiden penyerangan, mereka tak harus bertemu polisi pada pagi hari.

Menurut kantor Majalah Charlie Hebdo, setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, mereka menjadi sasaran kemarahan dan mereka menganggap hal itu telah merusak simbol kebebasan secara umum.

“Itu (pencetakan ulang) menunjukkan bahwa kami masih berdiri, masih hidup, dan masih melakukan Charlie,” ucap Antonio Fischetti, salah satu penulis yang telah bekerja dengan majalah Charlie Hebdo sejak 1997.

Baca Juga: Soal KAMI Disarankan Jadi Parpol, Refly Harun: Nanti Kita Juga 'Dungu'

Majalah tersebut diketahui telah mencetak 200.000 eksemplar pada minggu lalu, dengan penjualan mingguan sebesar 30.000. Lalu, penjualan sekarang telah kembali sekitar 55.000.

Sementara itu Abdallah Zekri, selaku direktur dari Direktur Dewan untuk umat Muslim, meminta Muslim Perancis untuk mengabaikan karikatur yang dicetak ulang tersebut.

"Saya pikir ini adalah salah satu strategi pemasaran yang dilakukan Charlie Hebdo,” ujar Zekri pada penyiar Franceinfo.

“Saya kembalikan masalah tersebut pada hati nurani masing-masing,” tambahnya.

Baca Juga: Kecanduan Judi Online Hingga Alami Depresi, Mantan Supervisor Kehilangan Keluarga dan Pekerjaannya

Para staf dan bagian dari Majalah Charlie Hebdo mengakui terjadi perubahan besar pascapenyerangan pada lima tahun silam.

“Saat saya bergabung dengan Charlie pada akhir tahun 90-an, tak banyak orang yang mengetahui dan peduli dengan kantor ini. Saat itu kita masih bisa bersenang-senang, bermain, bercanda, bahkan tertawa,” ucap salah satu staff kantor Majalah Charlie Hebdo.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler