Prajurit TNI di Lebanon Antisipasi Kemungkinan Terburuk Dampak Konflik Israel-Palestina

4 November 2023, 12:28 WIB
Ilustrasi konflik Israel - Palestina /pixabay/hosnysalah/

PR DEPOK - Prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon  (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) mengantisipasi kemungkinan terburuk dampak konflik antara Israel dan Hamas Palestina.

Pasalnya, ketegangan terus meluas sampai perbatasan Lebanon-Israel pasca perang pecah pada 7 Oktober 2023 lalu. Ini mencakup Blue Line atau garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon.

Untuk itu, prajurit TNI menggelar latihan agar dapat mengatasi kemungkinan terburuk dari konflik Israel dan Palestina.

Baca Juga: Bikin Ngiler! Inilah 7 Warung Bakso Terenak dengan Rating Tinggi di Purworejo, Catat Alamatnya di Sini

Prajurit TNI menggelar latihan pada 1–3 November 2023. Materi latihan prajurit TNI di Lebanon ini mencakup  pertahanan pangkalan, pertahanan udara, melawan sabotase bawah air, pengaturan marshalling area atau biasa disebut penempatan pasukan dan alutsista, embarkasi-debarkasi, evakuasi jalur udara, perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), dan perlindungan pasukan (force protection).

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-N UNIFIL Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh mengatakan, tujuan latihan ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan prajurit TNI dalam menghadapi berbagai kemungkinan selama ketegangan berlangsung. Lebih-lebih apabila status kesiapsiagaan “Red Alert” dinaikan menjadi tingkat paling genting, yaitu “Black Alert”.

“Jika situasi semakin memburuk dan ada perintah penarikan pasukan, maka evakuasi melalui jalur laut ke Siprus menjadi opsi. Ini hanya berlaku apabila Bandara Rafic Hariri di Lebanon dan jalur darat statusnya tidak aman,” kata John David Sondakh pada Jumat, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Besok, 5 November 2023: Kejujuran Adalah Semboyan untukmu Kali Ini

Titik aman lainnya yang menjadi tujuan evakuasi adalah ibu kota Lebanon, Beirut.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada 222 WNI dan 1.229 prajurit TNI yang saat ini tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon.

Diberitakan sebelumnya, konflik antara Israel dan Palestina semakin memburuk. Sejumlah WNI yang terjebak di Gaza juga sudah dievakuasi.

Baca Juga: 8 Warung Mie Ayam di Pontianak Paling Hits, Rasanya Enak dan Tempatnya Selalu Ramai

Dalam laporan PBB, 2,7  juta warga Palestina di tepi barat Gaza membutuhkan total bantuan hingga Rp1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp18, 9 triliun.

Sementara itu, Indonesia telah mengirimkan bantuan kemanusian untuk warga Palestina di Gaza pada Sabtu,  4 November 2023.

Bantuan berupa makanan, alat medis, selimut, tenda, dan barang logistik dengan total 51, 5 ton diberangkatkan menuju Bandara Arish Mesir dan diteruskan ke Gaza.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler