Turki Menahan 33 Orang yang Diduga Menjadi Mata-mata Israel

3 Januari 2024, 08:01 WIB
Turki dikabarkan telah menahan 33 orang yang dicurigai melakukan aksi mata-mata atas nama Israel. /Pixabay/Lenzatic

PR DEPOK - Turki dilaporkan telah menahan 33 orang yang dicurigai melakukan mata-mata atas nama Israel, dan pihak berwenang masih mencari 13 orang lainnya yang diyakini memiliki hubungan dengan dinas keamanan Mossad Israel.

Para tersangka ditahan dalam penggerebekan di Istanbul dan tujuh provinsi lainnya karena diduga merencanakan kegiatan yang mencakup pengintaian dan pengejaran, penyerangan, dan penculikan warga negara asing yang tinggal di Turki.

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Turki dan Israel, di mana Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa akan ada "konsekuensi serius" jika Israel terus melanjutkan ancamannya untuk menyerang pejabat Hamas di wilayah Turki.

Penangkapan tersebut semakin memperburuk hubungan kedua negara, yang telah menormalisasi hubungan pada tahun 2022 dengan mengangkat kembali duta besar.

Baca Juga: Ini 5 Warung Mie Ayam Enak yang Jadi Rekomen di Bangkalan, Gas Cobain Gak Sih?

Namun, hubungan tersebut dengan cepat memburuk setelah perang Israel-Hamas, dan Ankara menjadi salah satu kritikus paling keras atas tindakan militer Israel di Gaza.

Israel awalnya menarik diplomatnya dari Turki karena masalah keamanan dan kemudian mengumumkan penarikan diplomatnya karena alasan politik, dengan alasan “pernyataan yang semakin keras” dari para pejabat Turki. Turki juga menarik duta besarnya dari Israel.

Para tersangka diduga direkrut untuk memata-matai warga Palestina yang tinggal di Turki dan juga warga Israel.

“Kami tidak akan pernah membiarkan kegiatan spionase dilakukan yang bertentangan dengan persatuan nasional dan solidaritas negara kami,” kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya melalui media sosial.

Baca Juga: Oh Ternyata! Ini 4 Zodiak yang Mengatur Keuangan dan Pengeluaran dengan Bijak

Anadolu Agency tidak memberikan informasi mengenai para tersangka, maupun orang asing yang diduga menjadi sasaran.

Laporan tersebut menyusul kepala badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, yang menyatakan dalam rekaman audio bahwa organisasinya siap menghancurkan Hamas "di mana pun", termasuk di Lebanon, Turki, dan Qatar.

Ketika situasi meningkat, baik Turki maupun Israel mengintensifkan langkah-langkah keamanan dan upaya diplomatik untuk mengatasi kekhawatiran dan tantangan yang sedang berlangsung.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler