Dikenal sebagai Tokoh Pembawa Kedamaian, Pemimpin Kuwait Sheikh Sabah Meninggal di Usia 91 Tahun

30 September 2020, 08:07 WIB
Emir Kuwait, Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah meninggal di usia 91 tahun. /

PR DEPOK - Kabar tak menyenangkan datang dari negara Kuwait.

Emir atau Pemimpin Kuwait, Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah meninggal dunia di usia ke-91 tahun.

Sheikh Sabah meninggal pada Selasa 29 September 2020 di salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.

Kabar tersebut diungkapkan oleh menteri kerajaan melalui siaran televisi.

"Dengan kesedihan yang mendalam, kami berduka. Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, emir negara Kuwait telah meninggal dunia," kata Sheikh Ali Jarrah al-Sabah yang menjabat menteri kerajaan, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Al-Jazeera.

Baca Juga: Pelaku Aksi Vandalisme di Musala Tangerang Diduga Berusia 18 Tahun, Kediamannya Tak Jauh dari TKP

Sheikh Sabah lahir pada 16 Juni 1929.

Dia dikenal secara luas sebagai arsitek kebijakan luar negeri Kuwait modern setelah menjabat sebagai menteri luar negeri selama kurang lebih 40 tahun.

Lalu, Sheikh Sabah menjadi pemimpin Kuwait pada tahun 2006 setelah pemimpin sebelumnya Sheikh Jaber al-Sabah meninggal dunia.

Diketahui sebelumnya, kesehatan Sheikh Sabah menurun sejak bulan Agustus tahun 2019.

Hal tersebut membuat Sheikh Sabah harus dirawat di rumah sakit.

Kemudian pada bulan Juli 2020, Sheikh Sabah dipindahkan ke rumah sakit di Rochester Minnesota, Amerika Serikat untuk melakukan operasi.

Baca Juga: Musala Darussalam di Tangerang Dicoret-coret, Alquran dan Sajadah Jadi Sasaran Perusakan Pelaku

Mendegar kabar tersebut banyak dukungan dan doa dari seluruh negara di Timur Tengah untuk kesembuhan Sheikh Sabah saat itu.

Doa dan dukungan tersebut menandakan bahwa dirinya sangat dihormati.

Mengingat bahwa Sheikh Sabah telah mendorong diplomasi untuk menyelesaikan masalah regional, seperti masalah boikot berkelanjutan oleh empat negara Arab terhadap Qatar.

Lalu, Sheikh Sabah juga menjadi penengah dalam masalah konflik politik di negara Timur Tengah.

Meski usahanya untuk menengahi masalah boikot negara Qatar tidak menyelesaikan krisis.

Namun, Sheikh Sabah berhasil membuat strategi hingga Perdana Menteri Qatar dapat berjabat tangan kembali dengan Raja Salman dalam acara rapat di Mekah, pada tahun 2019.

Baca Juga: Aksi Vandalisme di Sebuah Musala di Tangerang Torehkan Kalimat Kebencian, Pelaku Diduga Anti Islam

Sheikh Sabah tutup usia saat negara sedang berperang dengan pandemi Covid-19, yang telah menginfeksi lebih dari 103.981 warganya dan memakan korban jiwa sebanyak 605 orang.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler