Dinilai Bagikan Klaim Menyesatkan, Facebook dan Twitter Hapus Unggahan Donald Trump Soal Covid-19

7 Oktober 2020, 14:47 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. /ntv

PR DEPOK - Facebook dan Twitter mengambil tindakan atas unggahan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Selasa 6 Oktober 2020.

Unggahan tersebut dinilai telah melanggar aturan yakni dengan menyebarkan informasi yang salah terkait virus corona.

Saat itu Donald Trump menyatakan bahwa Covid-19 sama seperti flu biasa.

Meski Facebook telah menghapus unggahan itu, tetapi pernyataan Donald Trump tersebut nampaknya sudah dibagikan hingga 26.000 kali oleh warganet.

Jumlah tersebut diungkap oleh alat metrik perusahaan CrowdTangle.

"Kami menghapus informasi yang tidak benar tentang keparahan Covid-19," tutur juru bicara perusahaan, dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Penasihat Senior Stephen Miller Positif Covid-19, Tambah Daftar Nama yang Terpapar di Gedung Putih

Perusahaan media sosial terbesar di dunia, biasanya mengecualikan politisi dari program pengecekan fakta pihak ketiganya, bahkan jarang mengambil tindakan terhadap unggahan Presiden Amerika Serikat.

Twitter menonaktifkan fitur retweet dan tweet serupa dari akun Donald Trump pada hari selasa dan menambahkan label peringatan yang mengatakan bahwa ia telah melanggar aturannya tentang menyebarkan informasi yang menyesatkan terkait dengan Covid-19.

Menurut CDC, selama musim influenza pada periode 2019-2020, flu dikaitkan dengan 22.000 kematian di Amerika Serikat.

Sejak pasien pertama Covid-19 terdeteksi di Amerika Serikat pada awal tahun ini, lebih dari 210.000 orang di telah meninggal akibat serangan virus berbahaya itu.

Baca Juga: Sebut Banyak Hoaks Beredar di Media Sosial Soal UU Cipta Kerja, DPR: Masyarakat Jangan Terprovokasi

Angka tersebut tercatat sebagai angka kematian tertinggi di dunia.

Pada Senin, 5 Oktober 2020, Donald Trump mengatakan kepada masyarakat Amerika Serikat untuk pergi dan jangan takut akan ancaman Covid-19.

"Silicon Valley dan media secara konsisten menggunakan platform mereka untuk menakut-nakuti dan menyorot Presiden Donald Trump demi kepentingan media mereka sendiri"

"Bahkan, itu masih berlanjut selama momen kritis dalam perang melawan virus corona," kata juru bicara kampanye Trump Courtney Parella.

Usai dilabeli oleh Twitter, staf presiden mengatakan bahwa pihaknya tengah berusaha merespons dengan lebih cepat dan lebih terbuka.

Sebelumnya, Facebook terpaksa menghapus unggahan Donald Trump karena kesalahpahaman informasi virus corona  yang terjadi pada Agustus lalu.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Dinilai Berpotensi Jadi Bumerang Ekonomi Indonesia

Unggahan itu memuat video yang memperlihatkan presiden secara keliru mengklaim bahwa anak-anak hampir kebal terhadap Covid-19.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler