Tugas Awal Joe Biden Sesuai Janji Kampanye, Kendalikan Pandemi hingga Normalisasi Gedung Putih

8 November 2020, 23:34 WIB
Joe Biden. /Instagram @joebiden/

PR DEPOK -  Nama kandidat asal Partai Demokrat, Joe Biden dipastikan keluar sebagai pemenang Pilpres Amerika Serikat ke-46 usai sukses mendulang suara elektoral di negara bagian yang menjadi kunci yakni Pennsylvania.

Saat mantan wakil presiden tersebut memasuki Gedung Putih pada Januari 2021 mendatang, ia akan menjadi orang tertua yang menjabat sebagai Presiden AS, yakni pada usia 78 tahun.

Joe Biden kemungkinan besar akan menghadapi tugas sulit saat mulai memerintah dari ibu kota, Washington DC yang sangat terpolarisasi.

Baca Juga: Presiden Meksiko Enggan Ucapkan Selamat kepada Joe Biden Demi Tunggu Masalah Hukum Tuntas

Pada Jumat lalu, Joe Biden sempat mengungkapkan harapannya untuk memenangi Pilpres AS kali ini. Meski begitu, dia tidak serta-merta memberikan pidato klaim kemenangan.

Di sisi lain, pada hari yang sama seorang penasihat yang bekerja untuk Partai Republik mengakui bahwa Donald Trump sudah meredakan persainganya di Pilpres AS ini.

Namun, ia menyebut bahwa Donald Trump belum siap untuk mengakui kekalahan.

Baca Juga: Beri Dukungan Penuh Selama Kampanye, Selebriti Hollywood Rayakan Kemenangan Joe Biden-Kamala Harris

Untuk mengamankan kemenangan, Joe Biden menghadapi berbagai tantangan otentik termasuk upaya yang dipimpin Partai Republik untuk membatasi proses pemungutan suara, dengan melalui surat pos mengingat Pilpres kali ini digelar di masa pandemi Covid-19.

Bahkan di Amerika Serikat, penyakit menular tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 235.000 orang.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Joe Biden mengatakan, prioritas pertamanya adalah mengembangkan rencana untuk menahan dan memulihkan kondisi AS dari pandemi.

Baca Juga: Rayakan Kemenangan Kamala Harris, Douglas Emhoff Bagikan Potret Pelukan Hangat untuk Sang Istri

Ia juga berjanji untuk meningkatkan akses ke pengujian sampel massal, dan memperhatikan saran dari pejabat kesehatan masyarakat, serta para ahli di bidang tersebut yang selama ini tidak dilakukan Donald Trump.

Joe Biden juga telah berkomitmen untuk mengembalikan rasa kenormalan ke Gedung Putih setelah menjadi presiden.

Sebab sebelumnya, Donald Trump membuat beberapa tindakan yang kontoversi, antara lain seperti memuji para pemimpin asing otoriter, meremehkan aliansi global yang sudah berlangsung lama, menolak untuk menyangkal supremasi kulit putih, serta meragukan legitimasi sistem Pilpres AS.

Baca Juga: Menang Pilpres AS, Joe Biden-Kamala Harris Terima Ucapan Selamat dari Sejumlah Pemimpin Negara Dunia

Terlepas dari kemenangannya, Joe Biden sepertinya akan gagal menyampaikan penolakan besar-besaran kepada Donald Trump yang diharapkan partai yang menanunginya, Demokrat.

Kondisi tersebut mencerminkan adanya dukungan mendalam yang dinikmati dari kinerja Presiden Trump meskipun empat tahun masa jabatannya penuh dengan gejolak.

Sejumlah pihak menilai, hal ini bisa mempersulit janji kampanye Joe Biden untuk membalikkan bagian-bagian penting dari warisan Donald Trump antara lain pemotongan pajak yang sangat menguntungkan perusahaan dan orang kaya, kebijakan imigrasi garis keras, serta upaya untuk membongkar undang-undang perawatan kesehatan Obamacare 2010.

Baca Juga: Diduga Pertahankan Hubungan Baik dengan Trump, Sejumlah Pemimpin Negara Bungkam Soal Menangnya Biden

Selian itu, Donald Trump juga telah mengabaikan perjanjian internasional seperti perjanjian iklim Paris dan kesepakatan nuklir Iran.

Sementara itu, Joe Biden yang akan menjadi presiden AS ke-46, sebelumnya sempat gagal mengajukan diri untuk menjadi presiden pada tahun Pilpres AS tahun1988 dan 2008.

Dengan kemenangan Joe Biden bersama pasangan cawapresnya, Senator AS, Kamala Harris, akan menjadi wanita pertama Amerika berkulit hitam keturunan Asia yang menjabat sebagai wakil presiden di negara adidaya tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler