"LED tersedia dalam berbagai panjang gelombang, yang dikenal sebagai A, B dan C," kata Mamane.
Sinar UV-A memiliki panjang gelombang pada kisaran 315 nanometer (nm) hingga 400 nm, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel 'Studi Israel: Disinari Lampu LED UV, Hampir 100 Persen Persen Virus Corona Mati dalam 30 Detik'.
Baca Juga: Hari Ini Din Syamsuddin Nikahi Cucu Pendiri Pesantren Gontor
UV-B, juga dikenal sebagai sinar gelombang sedang, memiliki panjang gelombang 280-315 nm; UV-C memiliki panjang gelombang 200-280 nm.
UV-A dipancarkan oleh matahari (dan sumber buatan seperti tanning bed) dan lebih lemah dari UV-B dan C.Iv-A memiliki beberapa manfaat bagi manusia.
Seperti pembentukan vitamin D, tetapi juga menyebabkan kulit terbakar dan dalam beberapa kasus sebabkan kanker kulit.
Baca Juga: Sinopsis Arsenal, Aksi Seorang Adik Kaya Selamatkan Kakaknya yang Kriminal dari Penculikan Gangster
Radiasi UV-B dan C tidak pernah benar-benar mencapai manusia secara alami karena sinar ini diserap oleh lapisan ozon Bumi.
Panjang gelombang ultraviolet ini sedang diperiksa oleh para peneliti Tel Aviv, mereka mengatakan sangat efektif dalam desinfeksi menggunakan bohlam LED.
“Kami tahu, misalnya, bahwa staf medis tidak punya waktu untuk mendesinfeksi secara manual, katakanlah, keyboard komputer dan permukaan lain di rumah sakit dan hasilnya adalah infeksi dan karantina,” kata Mamane.