Fakta Mengejutkan, Siswi di Prancis Ternyata Bohong Soal Guru yang Dibunuh Gegara Karikatur Nabi Muhammad SAW

- 10 Maret 2021, 12:37 WIB
Ilustrasi bendera Prancis.
Ilustrasi bendera Prancis. /Pixabay/RGY23.

PR DEPOK - Seorang remaja perempuan dengan inisial Z baru-baru ini dikabarkan telah mengakui kesalahannya terkait pembunuhan guru sejarah yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW di Prancis.

Pernyataan soal Samuel Paty yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW adalah bohong dan memantik konflik berkepanjangan bagi Prancis.

Remaja berusia 13 tahun tersebut diketahui berbohong karena dirinya ingin menutup kesalahannya yang sering bolos dalam setiap mata pelajaran di sekolahnya.

Baca Juga: Amien Rais Singgung Soal Neraka di Depan Jokowi, Ferdinand: Baguslah di Hari Tuanya Masih Ingat Neraka Jahanam

Sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, remaja itu tak ingin ayahnya mengetahui bahwa dirinya mendapatkan skorsing dari sekolahnya.

Maka dari itu ia membuat kebohongan dengan mengatakan dirinya diperintahkan keluar kelas oleh Samuel Paty lantaran menolak melihat karikatur Nabi Muhammad SAW.

Pernyataan remaja tersebut memancing emosi sang ayah, Brahim Chnina hingga ia membuat sebuah video yang meminta Samuel Paty dipecat dari pekerjaannya karena telah melakukan diskriminasi pada Muslim, yakni putrinya.

Video itu beredar luas di media sosial dan dilihat oleh seorang ekstrimis Islam, Abdullakh Anzorov.

Baca Juga: Ditanya Bela Demokrat yang Mana, Ruhut SItompul: yang Bukan Dinasti, Cuma Satu Sekarang Ketumnya, Pak Moeldoko

Beberapa hari kemudian migran asal Chechnya itu memenggal kepala Samuel Paty karena dianggap telah melecehkan Nabi Muhammad SAW.

Pembunuhan Samuel Paty itu kemudian memantik aksi unjuk rasa besar di Prancis dan seolah mendiskreditkan Islam.

Menurut surat kabar Le Parisien, gadis berinisial Z tersebut mengaku salah telah menuduh Samuel Paty. Bahkan, gadis itu mengakui kesalahannya di depan hakim anti-teroris.

Gadis berinisial Z ini mengaku bahwa dirinya tak ada di kelas sama sekali saat sang guru mengajar.

Baca Juga: Ciri-ciri Lolos Kartu Prakerja Gelombang 13, Bisa Cek dengan Cara Berikut 

"Gadis itu tidak berani mengaku pada ayahnya terkait alasan sebenarnya ia dikeluarkan dari kelasnya, yakni perilakh buruknya di sekolah," kata pihak Le Parisien pada Minggu, 7 Maret 2021.

Kemudian, para penyidik kasus ini menyatakan bahwa Z mengalami gangguan psikologis Inferiority Complex.

Seperti diketahui bersama, pada 2020 lalu, warga dunia dihebohkan dengan kasus pemenggalan kepala seorang guru sejarah oleh ekstrimis Islam di Prancis.

Guru sejarah bernama Samuel Paty tersebut dibunuh lantaran telah menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW di kelasnya.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Ibu Rumah Tangga untuk Dapat Bantuan Rp2,4 Juta dari Kemensos

Kematian guru sejarah tersebut membuat Presiden Prancis, Emmanuel Macron buka suara dan menyinggung soal Islam dan Muslim.

Pernyataan itu lalu berujung pada konflik Islamophobia dan kecaman banyak negara pada Prancis hingga terjadinya pemboikotan produk Prancis oleh sebagian umat Muslim di dunia.

Konflik panjang tersebut tak disangka berawal dari kebohongan seorang remaja berusia 13 tahun di Prancis.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x