Ilmuwan Temukan Alasan Jenis Kelinci Ini Berjalan dengan Kaki Depannya Saat Bergerak Cepat

- 4 April 2021, 15:45 WIB
Kelinci sauteur d'Alfort.
Kelinci sauteur d'Alfort. /Oddity Central

PR DEPOK – Selama lebih dari satu abad, para ahli hewan dibuat kebingungan dengan salah satu jenis kelinci yang bergerak dengan kaki depan saat mereka mencoba bergerak cepat.

Hingga pada akhirnya, saat ini para ahli mengetahui alasan dibalik pergerakan yang eksklusif tersebut.

Jenis kelinci tersebut, yakni sauteur d'Alfort atau juga dkenal sebagai kelinci lompat Alfort.

Baca Juga: Sebut Banyak Paradoks, Fiersa Besari: Izin Resepsi Masyarakat Dipersulit, Pernikahan Seleb Dihadiri Presiden

Tidak seperti varietas kelinci lainnya, sauteur d-Alfort memiliki cara gerak akrobatik yang unik.

Dalam jarak pendek, saat bergerak perlahan, mereka berjalan dengan keempat anggota badan, tetapi kaki belakang mereka membentur lantai satu demi satu, bukan pada saat bersamaan.

Tetapi, sauteur d-Alfort akan melakukan hal yang luar biasa ketika mereka harus bergerak lebih cepat.

Baca Juga: Kakek Berusia 91 Tahun Ini Tetap Aktif Menjadi Polisi dan Belum Berencana Pensiun

Alih-alih melompat, sauteur d-Alfort justru dengan cepat mengangkat kaki belakangnya di atas kepalanya dan mulai bergerak dengan kaki depannya saja.

Eksperimen yang dilakukan beberapa dekade lalu menunjukkan, bahwa sauteur d-Alfort tidak mampu melompat, tetapi berkat teknologi modern, para ilmuwan tahu persis mengapa hal itu terjadi.

Eksperimen yang dilakukan sejak tahun 1943 menunjukkan bahwa ketidakmampuan untuk melompat yang ditunjukkan oleh kelinci sauteur d'Alfort bukanlah perilaku yang dipelajari, tetapi hasil dari gen resesif.

Baca Juga: Pelaku Aksi Bajing Loncat Mobil Box Berhasil Diamankan, Polisi Masih Buru Rekan yang Berhasil Larikan Diri

Namun, hingga saat ini, tidak ada yang tahu persis apa gen itu, atau bagaimana gen itu mencegah hewan melakukan apa yang dianggap alami oleh semua kelinci lain.

"Dengan teknologi modern, sangat mudah untuk beralih dari gangguan resesif sederhana ke menemukan gen," kata Leif Andersson, ahli genetika di Universitas Uppsala di Swedia, seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Oddity Central.

Para ahli menduga ada yang salah dengan sumsum tulang belakang sauteur d'Alfort, karena mereka tidak mengkoordinasikan kaki depan dan belakangnya.

Baca Juga: Sindir Pernikahan Aurel-Atta yang Dihadiri Presiden, Azzam Mujahid: Berkerumun Sudah Bukan Lagi Pelanggaran?

Dugaan itu pun terbukti benar, karena sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Uppsala menunjukkan, bahwa gen bengkok yang disebut RORB (beta reseptor yatim terkait RAR) membuat mereka tidak mampu melompat.

RORB membantu menyampaikan informasi dan menghubungkan sisi kiri dan kanan tubuh.

Gen yang penting untuk mengoordinasikan gerakan anggota tubuh.

Baca Juga: Bantu Penanganan Bencana Banjir-Longsor, DPRD NTT Minta BPBD Segera Koordinasi dengan Pemkab Flores Timur

Tetapi gen yang melengkung menyebabkan kelinci terlalu melenturkan kaki belakangnya, membuat lompatan tidak mungkin dilakukan.

“Apa yang terjadi saat Anda bergerak adalah neuron-neuron ini bekerja sepanjang waktu, dan mereka mengoordinasikan kontraksi otot dan menerima umpan balik tentang keseimbangan dari berbagai anggota tubuh,” kata Andersson.

Koordinasi kontraksi otot ini tidak benar pada jenis kelinci sauteur d'Alfort.

Baca Juga: Terkait Penangkapan Terduga Teroris di Indonesia, Listyo Sigit: Kurang Lebih 60 Orang Sudah Kita Amankan

Pada dasarnya, gerakan handstand kelinci sauteur d'Alfort tertentu bukanlah mutasi itu sendiri, melainkan solusi untuk kondisi genetik yang melemahkan yang mencegah mereka melakukan lompatan ikonik.

Andersson menambahkan, bahwa alat penggerak kaki depan menyebabkan kelinci tidak merasakan sakit yang dia sadari.

Meskipun pemecahan teka-teki yang merupakan gerakan sauteur d'Alfort mungkin tidak tampak seperti terobosan ilmiah, para ahli mengatakan bahwa ini adalah bukti ilmu genetika telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, dan dapat memajukan pemahaman kita tentang bagaimana vertebrata dapat berjalan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x