Berisi Ensiklopedia Kehidupan Manusia dan Dunia Hitam, Naskah Kuno Codex Gigas Dipercaya Ditulis oleh Setan

- 1 Mei 2021, 10:15 WIB
Penampakan buku Codex Gigas.
Penampakan buku Codex Gigas. /Atlas Obscura/

PR DEPOK - Sebuah buku yang merupakan naskah kuno abad pertengahan dipercaya sebagai karya yang ditulis oleh setan. 

Buku yang disebut sebagai 'kitab suci setan' tersebut berisi tentang ensiklopedia kehidupan manusia, berbagai macam pengetahuan, dan dunia hitam. 

Konon buku itu ditulis oleh seorang penulis yang telah menjual jiwanya kepada iblis agar bisa mendapatkan inspirasi untuk menulis setiap sumber di buku tersebut.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: TNI Dikabarkan Temukan Ranjau Bawah Laut di Sekitar Lokasi KRI Nanggala-402, Simak Faktanya

Kitab bernama Codex Gigas atau Devil's Bible itu mempunyai 620 halaman dan dibuat dari bahan kulit binatang.

Menurut para peneliti, buku tersebut memiliki lebar 1 meter, tebal 22 cm, dan beratnya mencapai 74 kilogram.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket pada Jumat 30 April 2021, penamaan Devil's Bible itu diberikan karena terdapat lukisan misterius yang dipercaya sebagai penampakan setan.

Penampakan lukisan misterius itu berada pada halaman 290 dan diyakini dilukis pada abad pertengahan. 

Baca Juga: Ramalan 6 Zodiak Sabtu, 1 Mei 2021: Scorpio Terbebani Pekerjaan hingga Libra yang Putus Asa

Apabila dilihat pada lukisan itu, akan tampak seorang makhluk yang berwajah jahat, dengan tanduk di kepalanya, kuku panjang di tangan dan kakinya, dan mata yang merah. 

Berdasarkan cerita yang menyebar, Codex Gigas yang berisi ilmu pengetahuan abad pertengahan itu diciptakan oleh seorang biarawan di Bohemia pada abad ke-13.

Buku tersebut diketahui merupakan sebuah persembahan untuk menghindari hukuman yang harus diselesaikan oleh biksu karena telah melanggar aturan gereja. 

Demi menyelamatkan nyawanya, sang biksu berjanji akan menyelesaikan buku yang berisi soal kehidupan manusia dalam kurun waktu satu malam.

Baca Juga: Ramalan 6 Zodiak Sabtu, 1 Mei 2021: Cancer Habiskan Uang dalam Sekejap dan Taurus Harus Bayar Banyak Denda

Namun begitu mustahil jika hal itu dilakukan sendiri, biksu atau biarawan itu pun kemudian memanggil iblis untuk membantu menyelesaikan buku tersebut. 

Sebagai gantinya, biarawan tersebut menjual jiwanya pada iblis. Iblis pun menyepakati perjanjian itu hingga akhirnya buku itu pun berhasil diselesaikan.

Selain itu, di bagian pertengahan halaman buku Codex Gigas tersebut terdapat potret setan yang dibuat sebagai tanda penghormatan.

Lebih lanjut, sejumlah peneliti di Perpustakaan Nasional Stockholm, Swedia, tempat buku Codex Gigas di simpan, menjelaskan soal fakta sebenarnya apabila buku itu dibuat oleh manusia biasa.

Baca Juga: Sah! KPK Cekal Azis Syamsuddin Bepergian ke Luar Negeri: Terhitung 27 April 2021 hingga 6 Bulan ke Depan

"Jika penulis membuat ini selama enam jam sehari, dan menulis enam hari seminggu, maka naskah ini akan bisa selesai dalam lima tahun," kata peneliti di Swedia. 

Kemudian, lanjut dia, apabila yang menulis merupakan seorang biksu, maka kemungkinan biksu itu hanya bisa mengerjakan naskah tersebut sekitar tiga jam sehari dan itu berarti perlu waktu sepuluh tahun untuk bisa merampungkan naskah kitab itu.

"Karena penulis membutuhkan lebih banyak pengetahuan sebelum mulai menulis, ini akan memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan naskah. Penulis juga harus mendekorasi naskah, sehingga proses penyusunan bisa memakan waktu minimal 20 tahun atau bahkan 30 tahun," ucapnya menjelaskan.

Sedangkan merujuk National Geographic, paleografer Michael Gullick menyatakan bahwa buku tersebut adalah keajaiban lantaran untuk menghasilkan kaligrafi Codex Gigas, harus dikerjakan minimal selama lima tahun tanpa henti. 

Baca Juga: Amalan Dzikir Ringan agar Keberlimpahan Rezeki dan Hati Menjadi Tenang

Sebagai informasi, manuskrip Codex Gigas itu tak hanya berisi soal Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, melainkan berisi pula jenis teks pendek yang membahas sejumlah masalah yang muncul saat itu.

Masalah tersebut adalah seperti eksorsisme, tata bahasa, penanggalan, pengobatan, dan lainnya.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah