Network
PR DEPOK – Seorang ibu asal provinsi Henan, China, menghabiskan lebih dari satu juta yuan atau sekira Rp2,2 miliar, untuk membangun dua jembatan penyeberangan di depan sekolah putranya.
Hal tersebut dilakukannya untuk memastikan putranya dan anak-anak lain dapat menyeberang jalan dengan selamat.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Oddity Central, perempuan tersebut bernama Meng.
Meng mengatakan kepada Stasiun Televisi Henan bahwa jalan di luar sekolah putranya selalu macet saat orang tua siswa menurunkan atau menjemput anak-anak mereka dari sekolah.
Tanpa adanya lampu lalu lintas yang dipasang di area tersebut, penyeberangan jalan cukup sulit dilakukan, bahkan bisa membahayakan.
Selain itu, alasan lain mengapa Meng mau mengeluarkan uang begitu besar, karena sekolah tersebut terletak di dataran rendah yang memunculkan genangan air yang terus-menerus terbentuk di tengah jalan.
“Akan ada genangan air dan sangat sulit untuk menyeberang jalan,” kata Meng.
Baca Juga: 19 Pantun Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri Lucu dan Bermakna, Cocok untuk Status di Media Sosial
“Air akan tumpah melewati tangga tempat anak-anak sekolah berdiri menunggu orang tua mereka seperti burung kecil. Mereka tampak sengsara. Kaki anak saya memutih karena terendam air," ujarnya.
Menurut laporan, dari dua jembatan penyeberangan tersebut, salah satunya hampir selesai pembangunannya. Sedangkan, yang lainnya masih dalam tahap peletakan pondasi.
Jembatan tersebut telah disetujui oleh biro perumahan dan pembangunan perkotaan-pedesaan setempat.
Akan tetapi, pembangunannya secara eksklusif didanai oleh dermawan misterius.
Meng berkata, tidak pernah memberi tahu putranya bahwa dia telah membayar untuk pembangunan jembatan baru.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 11 Mei 2021: Reyna Ingin Bertemu Al, Elsa Panik Dapat Kiriman Paket Misterius
Kontribusinya akan membantu anak-anak dan staf pengajar tetap aman dan memungkinkan anak-anak untuk mendapatkan pendidikan.
“Saya hanya melakukan apa yang mampu saya lakukan. Anda tidak dapat membawa uang setelah kematian dan saya tidak perlu meninggalkan terlalu banyak uang untuk anak saya," kata Meng.
“Saya akan menyebut jembatan itu Jembatan Kebijaksanaan. Siswa yang menyeberangi jembatan bisa menjadi lebih bijak dan bijak,” ujar Meng.***
