Tanggapi Soal Mencampur Vaksin Covid-19 dari Berbagai Produsen, WHO: Tren Berbahaya

- 14 Juli 2021, 09:22 WIB
WHO himbau bahwa mencapurkan vaksin itu adalah tindakan yang berbahaya.
WHO himbau bahwa mencapurkan vaksin itu adalah tindakan yang berbahaya. /Pixabay/spencerbdavis

PR DEPOK - Imbauan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar tidak mencampur dan mencocokan berbagai vaksin Covid-19 dari berbagai produsen.

Dijelaskan oleh WHO bahwa langka tersebut adalah tren yang sangat berbahaya.

Mencampur berbagai jenis vaksin Covid-19 dari berbagai produsen sangat tidak diajurkan.

Baca Juga: KONI Beri Dukungan Penuh Pelaksanaan PON XX Papua yang Akan Diselenggarakan pada 2-15 Oktober Mendatang

Karena itu dibutuhkan lebih banyak data berkenaan dampaknya terhadap kesehatan.

“Ada tren berbahaya di sini. Ini akan menjadi situasi yang kacau di negara-negara bila warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga, dan keempat,” ungkap Kepala Peneliti WHO Soumya Swaminathan pada Senin, 12 Juli 2021.

Diterangkan oleh Swaminathan bahwa langkah mencampur vaksin Covid-19 tersebut tidak berbasis data.

Namun pada Selasa, 13 Juli 2021, WHO mengklarifikasi pernyataan tersebut.

Baca Juga: Hanya 5 Golongan Karyawan ini yang Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021

Diterangkan bahwa beberapa data sudah tersedia dan butuh lebih banyak data lagi.

Nemun, pada Juni lalu kelompok Ahli Penasihat Strategis tentang vaksin menyebut bahwa vaksin Pfizer dapat digunakan sebagai dosis keduasetelah dosis awal dari AstraZeneca.

Dengan catatan bila dosis terakhir dari AstraZeneca tidak tersedia, dikutip Pikiran Rakyat Depok dari PMJ News.

Sementara itu hasil uji klinis lebih lanjut yang dilakukan Universitas Oxford soal pencampuran vaksin AstraZeneca dan Pfizer serta Moderna dan Novovax sedang berlangsung hingga kini.

Baca Juga: Ramalan Kesehatan 6 Zodiak Rabu 14 Juli 2021: Scorpio, Saat Ini Anda Rentan Terkena Flu

“Data dari studi campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda sedang ditunggu. Imunogenisitas dan keamanan keduanya perlu dievaluasi,” jelas WHO dalam pernyataannya melalui surat elektroniknya

Kembali ditambahkan oleh WHO bahwa seharusnya lembaga kesehatan masyarakat yang membuat keputusan berdasarkan data yang tersedia, bukanlah dari individu.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah