Tiga Penyedia Konten di Australia Tuding Facebook Ambil Kontennya Tidak Adil

- 13 Agustus 2021, 15:25 WIB
Ilustrasi logo Facebook.
Ilustrasi logo Facebook. /REUTERS/Dado Ruvic.

Facebook juga merekomendasikan mereka mengajukan permohonan hibah yang ditawarkan dari dana A sekitar 15 juta dolar atau sekitar Rp215 Miliar (dengan kurs Rp14.372) kepada ruang berita regional dan digital Australia.

“Oh well, Anda tidak akan dimasukkan dalam tab Berita dan itulah yang kami bayar,” ucap Facebook pada Nick Shelton, pendiri Broadsheet Media.

"Yang mengejutkan kami, kami bangun pada suatu pagi minggu lalu dan semua konten kami ada di sana," ucapnya menambahkan.

Lebih lanjut, Facebook menolak berkomentar langsung tentang ketiga perusahaan tersebut tetapi mengatakan itu menciptakan nilai bagi penerbit dengan mengirimkan pemirsa ke situs mereka.

Baca Juga: Sentil Hotman Paris Soal Kasus dr Richard Lee, Razman: Jangan Komentari yang Abang Belum Paham Kasusnya

Berdasarkan undang-undang, Facebook dan Google harus menegosiasikan kesepakatan pembayaran dengan outlet atau arbiter yang ditunjuk pemerintah akan melakukannya untuk mereka.

Namun, penerbit harus terlebih dahulu membuktikan tujuan utamanya adalah menghasilkan berita dan telah didiskualifikasi secara tidak adil.

Ketiga penerbit mengatakan mereka ingin Facebook datang untuk berbicara tetapi jika menolak mereka mungkin melihat intervensi pemerintah.

"Jika pada akhirnya kita tidak termasuk dalam perjanjian komersial, maka mereka benar-benar membutuhkan ‘tongkat’," kata Shelton.

Baca Juga: Ria Ricis Merasa Hidupnya Tidak Lama Lagi Sejak Ditinggal Almarhum Sang Ayah: Ya Allah Apa Aku Mau Nyusul?

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x