Kunjungi Kuil Korban Perang Dunia Kedua, PM Yoshihide Suga Bersumpah Jepang Tidak Akan Berperang Lagi

- 15 Agustus 2021, 20:00 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. /Reuters

PR DEPOK - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berjanji dan membuat sumpah pada peringatan berakhirnya Perang Dunia Kedua ketika mengunjungi sebuah kuil kontroversial bahwa negaranya tidak akan berperang lagi.

Hampir delapan dekade sejak berakhirnya perang, konflik tetap menjadi sumber ketegangan antara Jepang dan tetangganya, khususnya China dan Korea Utara dan Selatan.

"Sejak akhir perang, Jepang secara konsisten berjalan di jalur negara-negara yang menghargai perdamaian," kata Suga dalam pidatonya pada upacara peringatan di Tokyo.

Baca Juga: Laga Derby Manchester United Premier League 2021-2022, Catat Tanggal Mainnya

"Kita tidak boleh mengulangi kehancuran akibat perang lagi. Kami akan terus berkomitmen pada keyakinan ini," tambahnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Minggu, 15 Agustus 2021.

Komentarnya sedikit berbeda dari pendahulunya, Shinzo Abe, pada upacara tahun lalu dan digaungkan oleh Kaisar Naruhito yang menyatakan 'penyesalan mendalam' untuk masa lalu perang Jepang.

Namun kunjungan ke kuil Yasukuni yang kontroversial oleh anggota kabinet Suga pada hari ini kemungkinan akan membuat marah China dan kedua Korea.

Kuil itu terlihat arus pengunjung yang konstan sejak pagi hari, termasuk keluarga dengan anak-anak dan orang-orang berseragam militer, meskipun hujan terus-menerus dan lonjakan kasus virus corona baru-baru ini.

Baca Juga: Ramalan Karier 12 Zodiak Besok Senin, 16 Agustus 2021: Virgo, Pertarungan di Tempat Kerja Mungkin Dimulai

Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi dan Menteri Pendidikan Koichi Hagiuda keduanya memberikan penghormatan, menurut laporan.

Suga diperkirakan tidak akan berkunjung, meskipun dia mengirimkan persembahan ritual melalui sekretarisnya, kata surat kabar nasional Jepang.

Kuil Yasukuni diperuntukkan menghormati korban perang, termasuk 14 pemimpin Perang Dunia Kedua yang dihukum sebagai penjahat perang 'Kelas A', menjadikannya titik nyala ketegangan.

Orang Korea masih kesal dengan pemerintahan Jepang dari tahun 1910 hingga 1945, sementara orang Cina memiliki kenangan pahit tentang invasi Jepang dan pendudukan brutal di beberapa bagian Cina dari tahun 1931 hingga 1945.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan pemerintahnya tetap terbuka untuk berdialog dengan Jepang guna meningkatkan kerja sama sambil berusaha menyelesaikan pertikaian sejarah yang telah merusak hubungan bilateral.

Baca Juga: Soal Lomba Karya Tulis BPIP, Saleh Daulay Tegas Sebut Tak Produktif dan Kontekstual

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya dengan tulus menyampaikan belasungkawa saya kepada mereka yang mengorbankan hidup mereka dalam perang sebelumnya dan memperbarui janji saya untuk perdamaian abadi," tutur Menteri Pendidikan Hagiuda.

Ketika ditanya mengenai penentangan dari Korea Selatan dan China atas kunjungan para menteri, dia mengatakan wajar untuk memberi penghormatan kepada mereka yang telah mengorbankan diri untuk negara mereka.

Diketahui lebih lanjut, Abe pernah mengunjungi Yasukuni sebagai perdana menteri pada 2013, memicu kemarahan dari Beijing dan Seoul dan ekspresi 'kekecewaan' dari Amerika Serikat.

Pasca insiden tersebut, Abe tidak pergi lagi mengunjungi kuil itu sebagai perdana menteri, sebagai gantinya ia mengirimkan persembahan ritual untuk memberi penghormatan kepada jiwa-jiwa korban perang.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah