Lagi, PM Pakistan Tuding India Tolak Gagasan Hidup Berdampingan dengan Damai

- 7 September 2021, 12:56 WIB
Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan.
Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan. /REUTERS/Saiyna Bashir.

PR DEPOK - Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan menuduh India sebagai negara penentang gagasan perdamaian.

Sejak berdirinya negara demokrasi Islam pada 1947, Pakistan kerap menyalahkan tetangga selatannya, India memaksakan perang dengan Islamabad.

Kabarnya, tuduhan PM Pakistan tersebut dibuat untuk memperingati peristiwa perang India dan Pakistan pada tahun 1965 silam.

Baca Juga: Berkunjung ke Rumah Ruben Onsu, Mpok Alpa Heran Sarwendah Ngepel Ruang Keluarga Sendiri dan Gunakan Air Hangat

“Apakah itu Perang Melawan Teror yang berlangsung selama dua dekade atau perang pada tahun 1948, 1965 atau 1971, kegiatan subversif di Pakistan maupun propaganda melalui perang dunia maya," kata PM Pakistan.

"Kami tidak hanya sepenuhnya mampu mempertahankan tanah air, tetapi selalu siap untuk menghadapi segala jenis agresi,” ujarnya lagi dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik News pada Selasa, 7 September 2021.

Lebih lanjut, Imran Khan juga turut memuji Pakistan karena sukses memukul mundur India selama perang 1965, serta perang lainnya termasuk perang 1948 dan Perang Pembebasan Bangladesh 1971.

Baca Juga: Muncul Lagi Akun Diduga Hina Nabi Muhammad SAW hingga Habib Rizieq, Hilmi: yang Seperti Ini kok Tumbuh Subur?

Untuk diketahui, perang 1948 terjjadi setelah milisi Islam dan tentara yang didukung Islamabad menyerbu negara bagian Jammu dan Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim.

Saat Delhi melancarkan serangan balasan, pasukan yang didukung Pakistan telah menguasai sebagian besar Kashmir. Sejak itu, sebagian Jammu dan Kashmir secara terpisah dikelola oleh New Delhi dan Islamabad.

Sementara itu, perang Pembebasan Bangladesh tahun 1971 membuat Delhi ikut serta bertujuan untuk membantu militer yang dulunya adalah Pakistan Timur (sekarang Bangladesh).

Baca Juga: Geram dengan Sikap KPI Terkait Saipul Jamil, Deddy Corbuzier: Kenapa Diam Saja Sedangkan Rakyat Pada Protes?

Perang terjadi setelah tindakan keras berdarah oleh Islamabad terhadap Muslim Bengali di wilayah tersebut menyebabkan eksodus massal pengungsi ke negara-negara bagian timur India.

Pada akhirnya, intervensi militer India menyebabkan percabangan Pakistan dan pembentukan negara terpisah, Bangladesh, yang berada di bawah kendali Pakistan dari tahun 1947 hingga 1971.

Imran Khan lebih lanjut memuji kebijakan luar negeri Pakistan karena berhasil mengekspos "wajah asli" India di Jammu dan Kashmir.

Baca Juga: Sebut Yahya Waloni Merusak Citra Islam, Ngabalin: Jangan Lagi Pakai Materai 10.000 Selesaikan Perkara Ini

“Masyarakat internasional mengakui bahwa satu-satunya cara untuk perdamaian di kawasan ini adalah dengan menyelesaikan masalah Kashmir sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB,” tutur PM Pakistan ini menjelaskan.

Imran Khan juga menyerukan PBB untuk meminta India bertanggung jawab atas kebijakan terakhirnya yang "mengekang" di wilayah itu.

PM Pakistan itu menggunakan kesempatan ini untuk sekali lagi menargetkan India karena berusaha menciptakan “ketidakstabilan” di negaranya melalui Afghanistan selama presiden Ashraf Ghani menjadi buronan.

Baca Juga: Putus dengan Amanda Manopo Setelah 3 Tahun Berpacaran, Christ Laurent Ikut Senang Atas Pencapaian Sang Mantan

Sebelum pengambilalihan Afghanistan bulan lalu oleh Taliban, Islamabad mengklaim memiliki "bukti tak terbantahkan" akan keterlibatan India di Afghanistan.

Menurut klaim Pakistan, India mengoperasikan lebih dari 65 kamp pelatihan teroris di Afghanistan untuk kelompok-kelompok jihad yang berfokus pada Pakistan seperti Tehreek-e-Taliban (TTP) dan Tentara Pembebasan Balochistan (BLA).

Pada November 2020, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengklaim bahwa badan-badan India menargetkan proyek-proyek infrastruktur di bawah kendali Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC).

Baca Juga: Simak 5 Penyebab Insentif Kartu Prakerja Anda Gagal Dicairkan

CPEC adalah inisiatif utama dari rute perdagangan "One Belt One Road" atau "Jalur Sutra Modern" yang didanai Beijing.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah