Selain dampak vaksin Covid-19, para pakar turut menganalisa pengaruh vaksin booster yang sudah diberikan pada sejumlah negara.
Sejauh ini masih sedikit argumen yang menyatakan bahwa vaksin booster menghasilkan respons imun yang lebih kuat.
Para ahli mencatat bahwa beberapa individu immunocompromised tidak dapat menghasilkan antibodi tingkat tinggi yang memuaskan bahkan setelah vaksinasi penuh.
Dari hasil penelitian terhadap pasien transplantasi organ, bahkan dengan dosis ketiga, tingkat antibodi mereka meskipun meningkat, cenderung rendah.
Menurut Prof Ahmed dari Emory Vaccine Centre, dari hasil uji coba, efek samping vaksin booster tidak terlalu berbeda.
Bagi kebanyakan orang, efek sampingnya ringan, tetapi sebagian kecil mengalami masalah yang lebih serius, seperti pembekuan darah dan radang jantung.
Selain itu, setiap suntikan tambahan juga membawa risiko kelelahan kekebalan, yang berarti bahwa sistem kekebalan belajar untuk mentolerir virus daripada mengenalinya sebagai ancaman dan bekerja untuk menghancurkannya.
"Jelas ada beberapa risiko dalam upaya terus-menerus untuk meningkatkan respons kekebalan tubuh"
Baca Juga: Cara Daftar BLT Anak Sekolah 2021 untuk Siswa SD, SMP, dan SMA agar Dapat Bansos hingga Rp4,4 Juta