Data dan Prosedur Kurang Lengkap, WHO Tunda Beri Izin Penggunaan Vaksin Sputnik V Rusia

- 14 Oktober 2021, 10:25 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /WiR_Pixs/Pixabay

PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan proses daftar penggunaan darurat untuk vaksin Sputnik V Covid-19 Rusia tertunda.

Penundaan itu terjadi karena masih menunggu beberapa data dan prosedur hukum yang kurang lengkap, WHO berharap akan segera menyelesaikan urusan tersebut.

“Kami bekerja hampir setiap hari dengan kementerian kesehatan di Rusia untuk mengatasi permasalahan"

Baca Juga: Fakta Unik Jimin BTS yang Baru Saja Berulang Tahun, ARMY Harus Tahu!

"Penyelesaian itu juga harus dipenuhi oleh Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF)," ujar Mariangela Simao, asisten Direktur Jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Kamis, 13 Oktober 2021.

Simao mengatakan bahwa segera setelah kesepakatan tercapai, WHO akan membuka kembali kasus tersebut dan menilai data yang diajukan, meskipun masih tidak lengkap dan melanjutkan inspeksi lokasi manufaktur di Rusia.

“Semua pengajuan yang kami miliki, ditangani dengan cara yang sama,” katanya dan tidak merinci batas waktu kapan proses pencatatan dapat diselesaikan.

Baca Juga: Jokowi Lantik Megawati Jadi Ketua Pengarah BRIN, Ali: Rendahkan Dunia Sains, Prof Emil Salim pun akan Menangis

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko awal bulan ini mengatakan bahwa semua hambatan untuk mendaftarkan vaksin ke WHO telah dihapus dan hanya beberapa dokumen yang harus diselesaikan.

Di Rusia, penerimaan vaksin berjalan lambat, dengan banyak alasan ketidakpercayaan terhadap pihak berwenang dan ketakutan akan produk medis baru. Hanya 33 persen di Rusia yang divaksinasi lengkap.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya perlu mempercepat kampanye vaksinasi terhadap Covid-19 ketika negara itu mencatat 973 kematian terkait virus corona pada Selasa, jumlah korban satu hari tertinggi sejak dimulainya pandemi.

Secara total, Rusia telah mencatat lebih dari 7,7 juta kasus dan lebih dari 426.000 kematian.

Baca Juga: Rafathar Ungkap Reaksi Nagita Slavina jika Bertemu Hantu

Sementara itu, RDIF menyatakan vaksin Sputnik Light hanya sekali pakai, mengutip pengembangnya, menunjukkan efektivitas 70 persen terhadap varian Delta dari coronavirus tiga bulan setelah injeksi.

Data dikirimkan oleh pengembang, Institut Gamaleya, ke server pra-cetak medRxiv sebelum peer review dan didasarkan pada 28.000 peserta yang menerima dosis Sputnik Light.

Dibandingkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 5,6 juta orang yang tidak divaksinasi.

Negara-negara di seluruh dunia sedang mempertimbangkan untuk memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer atau Moderna maupun suntikan booster ke beberapa penduduk mereka.

Baca Juga: Dianggap sebagai Kesempatan Terakhir, WHO Berharap Kelompok Ilmuwan Baru Berhasil Temukan Asal-usul Covid-19

Terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah dan orang tua, meskipun tidak ada konsensus di antara para ilmuwan tentang seberapa luas mereka harus digunakan.

Sputnik Light sebagai booster untuk vaksin lain akan hampir sama efektifnya dengan varian Delta seperti vaksin Sputnik V dua-shot unggulan Rusia, kata RDIF yang memasarkan Sputnik V secara internasional.

RDIF mengklaim Sputnik Light akan lebih dari 83 persen efektif melawan infeksi dan lebih dari 94 persen efektif melawan rawat inap.

Baca Juga: Belum Terima Insentif Kartu Prakerja Meski Sudah Selesai Ikuti Pelatihan? Simak Penjelasan Berikut

Kirill Dmitriev, kepala RDIF, mengatakan bahwa dirinya mengharapkan Sputnik Light pada akhirnya menjadi vaksin utama Rusia melawan Covid-19.

“Pada akhirnya, kami percaya bahwa Sputnik Light bisa menjadi vaksin utama satu tahun dari sekarang ketika banyak orang hanya perlu divaksinasi ulang atau akan terkena Covid-19 namun tidak lagi membutuhkan vaksin,” kata Dmitriev.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x