China Bantah Telah Lakukan Uji Coba Rudal Hipersonik Bertenaga Nuklir: Itu Kendaraan Luar Angkasa

- 19 Oktober 2021, 12:25 WIB
Ilustrasi bendera China - China bantah telah meluncurkan rudal hipersonik bertenaga nuklir.
Ilustrasi bendera China - China bantah telah meluncurkan rudal hipersonik bertenaga nuklir. /Pixabay/ PPPSDavid

PR DEPOK - China telah membantah laporan yang menyebut mereka tengah menguji rudal hipersonik berkemampuan nuklir awal tahun ini.

Bantahan itu bahkan disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.

"Itu bukan rudal, itu adalah kendaraan luar angkasa," kata Zhao Lijian, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Selasa, 19 Oktober 2021.

Baca Juga: Atletico Madrid vs Liverpool: Jadwal Pertandingan, Prediksi Susunan Pemain, dan Link Live Streaming

Beberapa sumber yang mengetahui masalah ini melaporkan pada Sabtu lalu bahwa China telah melakukan uji proyektil pada Agustus.

Uji coba tersebut diduga melihat lingkaran rudal hipersonik berkemampuan nuklir di seluruh dunia pada orbit rendah sebelum meluncur ke bawah menuju targetnya, yang terlewatkan sekitar 38 kilometer.

Tetapi, pada Senin, 18 Oktober 2021 kemarin, Kementerian Luar Negeri China membantah laporan itu.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Proyektil Tak Dikenal ke Arah Laut, Diduga Rudal Balistik

Sebelumnya, sebuah laporan mengklaim bahwa China telah melakukan pemeriksaan pesawat ruang angkasa yang berfokus pada teknologi ramah lingkungan.

Zhao mengungkapkan itu adalah "ujian rutin" untuk tujuan pengujian teknologi ramah lingkungan yang nantinya dapat digunakan kembali.

Ia menambahkan bahwa uji coba yang menurut kementerian luar negeri berlangsung pada Juli, bukan Agustus, adalah suatu hal yang penting untuk mengurangi biaya penggunaan pesawat ruang angkasa.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Kartu dan Temukan Nasihat Hidup untuk Anda

Selain itu, lanjutnya, hal itu dapat memberikan cara yang nyaman dan terjangkau dalam melakukan perjalanan pulang pergi manusia dari ruang angkasa.

Juru bicara kementerian itu juga mengklaim bahwa banyak negara telah melakukan tes serupa di masa lalu.

Perkembangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika Serikat, yakni saat badan-badan intelijen dilaporkan "terkejut" atas dugaan uji coba rudal.

Baca Juga: Shin Min Ah Mendadak Batalkan Wawancara Terkait Drama 'Hometown Cha Cha Cha', Usai Rumor Kim Seon Ho Mencuat

Dua dari sumber yang dikutip oleh surat kabar itu mengatakan persidangan dengan menunjukkan bahwa China telah membuat kemajuan luar biasa dalam senjata hipersonik dan jauh lebih maju daripada yang disadari para pejabat AS.

Washington mengamati dengan cermat program modernisasi militer Beijing yang sedang berlangsung untuk menilai kemungkinan risiko yang ditimbulkan oleh pesaing strategisnya yang semakin ketat.

Program luar angkasa China dijalankan oleh militernya yang berkaitan erat dengan agenda militer dalam membangun rudal hipersonik dan teknologi lain yang dapat bersaing dengan kekuatan AS.

Baca Juga: Tak Hanya Datangkan Pongki Barata dari Bali, Nagita Slavina Berhasil Undang Fiersa Besari demi Raffi Ahmad

Untuk diketahui, rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara di atmosfer atas atau sekitar 6.200 km/jam.

Meskipun mereka lebih lambat dari rudal balistik tradisional yang terbang ke luar angkasa sebelum kembali pada lintasan curam dengan kecepatan lebih tinggi, rudal hipersonik dapat bermanuver membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan dipertahankan.

Selain China dan Amerika Serikat, ada beberapa negara lain juga sedang menggarap teknologi hipersonik. Rusia dan Korea Utara sama-sama mengklaim telah berhasil meluncurkan uji coba rudal hipersonik.

Baca Juga: Shin Min Ah Mendadak Batalkan Wawancara Terkait Drama 'Hometown Cha Cha Cha', Usai Rumor Kim Seon Ho Mencuat

Sementara itu, India, Jepang, Australia, Prancis dan Jerman sedang dalam proses mengembangkan senjata semacam itu. Hal ini berdasar pada sebuah laporan yang diterbitkan pada Agustus oleh US Congressional Research Service (CRS).

Laporan CRS mengatakan sejumlah negara lain, termasuk Iran, Israel, dan Korea Selatan juga telah melakukan penelitian dasar tentang aliran udara hipersonik dan sistem propulsi, tetapi mungkin tidak mengejar kemampuan senjata hipersonik saat ini.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah