Pasalnya, Korea Utara telah dilarang melakukan uji coba rudal karena masih berada di bawah sanksi PBB.
Pyongyang telah secara bertahap meningkatkan persenjataan militernya sejak pembicaraan tentang denuklirisasi gagal pada 2019 menyusul runtuhnya KTT Hanoi antara Kim dan Presiden AS saat itu Donald Trump.
Kim menuduh AS dan Korea Selatan mempertahankan kebijakan bermusuhan terhadap Korea Utara, bersikeras bahwa pengembangan militer negaranya sangat penting untuk upaya pertahanan diri.
Gedung Putih meninjau kebijakan Korea Utara setelah Joe Biden menjabat pada Januari dan telah mendesak Pyongyang untuk kembali ke meja perundingan.
Baca Juga: Robert Pattinson akan Bintangi Film The Batman, Berikut Sinopsis dan Daftar Lengkap Pemainnya
Pada Selasa kemarin, AS sekali lagi menekankan bahwa pihaknya tetap terbuka untuk keterlibatan diplomatik dengan Pyongyang, tetapi mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari provokasi lebih lanjut.
Pembicaraan telah tersendat atas tuntutan Korea Utara untuk keringanan sanksi, dan pada Rabu ini, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong meminta Washington untuk melonggarkan sanksi jika Korea Utara kembali ke pembicaraan.
"Tindakan harus diambil sesegera mungkin untuk menghentikan Korea Utara mengembangkan kemampuan nuklir dan rudal lebih lanjut"
“Saya pikir mempertimbangkan sanksi yang melonggarkan pasti bisa menjadi pilihan,” kata Eui-yong kepada parlemen.
Baca Juga: Sinopsis Film The Factory, Aksi John Kusack Memecahkan Kasus Penculikan Berantai di New York