Keluarga Imigran Suriah yang Tewas di Perbatasan Polandia-Belarusia Menonton Pemakaman Melalui Tautan Video

- 17 November 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi makam migran di Polandia.
Ilustrasi makam migran di Polandia. /congerdesign/Pixabay

PR DEPOK - Sekelompok orang yang berkumpul di kota kecil di Polandia terlihat tengah menurunkan peti mati terbuat dari kayu yang berisikan seorang imigran ke dalam kuburan yang baru digali diiringi suara imam membacakan doa.

Ahmed Al-Hassan, warga negara Suriah berusia 19 tahun, tenggelam di sungai bulan lalu ketika mencoba menyeberang ke Uni Eropa, khususnya Polandia dari Belarusia.

Hassan merupakan salah satu dari delapan orang yang tewas di perbatasan Polandia-Belarusia dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Warisan Ibu dari Nirina Zubir Lenyap Rp17 Miliar, ART Diduga Lakukan Penggelapan Dana

Ketika Hassan dimakamkan di Bohoniki, Polandia, keluarganya yang berduka di Suriah menonton proses pemakanan melalui tautan video.

Keluarga Hassan yang menonton secara langsung pemakaman melalui video juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak, khususnya para tim medis, karena menemukan tubuh anak Suriah itu.

"Anda tidak akan bisa melihat banyak, tapi saya ingin memberitahu Anda bahwa kita semua adalah keluarga"

Baca Juga: Max Sopacua Tutup Usia, AHY Ajak Keluarga Besar Partai Demokrat Kirim Doa

"Aku tahu kami ingin bertemu dengannya untuk terakhir kalinya, tapi tidak banyak yang bisa dilakukan," kata Kassam Shahadah kepada kerabat yang berkabung melalui video sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Monitor pada Rabu, 17 November 2021.

Hassan dilaporkan meninggal pada 19 Oktober ketika dia tenggelam di sungai Bug.

Jenazahnya disimpan di kamar mayat di kota Bielsko Biala di Polandia sampai pemakaman di Bohoniki, sebuah kota yang berjarak 600 kilometer, yang menjadi lokasi sebuah komunitas Muslim Tatar menawarkan untuk memberinya pemakaman Islam.

Migran dari Timur Tengah dan Afrika mulai muncul di sisi perbatasan Belarusia di musim panas, dengan ribuan orang berusaha mencapai Polandia, Lithuania, dan Latvia dengan berjalan kaki melalui hutan, danau, dan rawa.

Baca Juga: Disebut Aliansi Politik Anies Bersama Tokoh Radikal, Guntur Romli: Gak Usah Heran

Uni Eropa, NATO dan Barat mengatakan Belarus sedang mengatur krisis migran sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan oleh blok tersebut. Belarusia membantah tuduhan itu.

Lebih lanjut, saat musim dingin tiba, kematian mulai dilaporkan, yang pertama pada 19 September.

Beberapa bulan kemudian, karena sekitar 4.000 migran terdampar di perbatasan di tengah suhu yang membekukan, kepala komunitas Muslim Tatar di desa Bohoniki mengatakan bahwa dia khawatir lebih banyak lagi yang akan meninggal.

"Kami khawatir akan ada lebih banyak orang yang tewas karena Anda tahu seperti apa cuaca saat ini. Dingin ekstrem dan orang-orang menjadi kurus. Kami mengkhawatirkan yang terburuk," kata Maciej Szczesnowicz.

Baca Juga: Viral Video Gala Sky Adriansyah Panggil Mama, Ini Tanggapan Keluarga: Biasanya Sama Maminya, Terenyuh...

Ia pun sempat membuat pengumuman melalui akun Facebook-nya, bahwa kelompok Tatar yang tinggal di timur laut Polandia di perbatasan dengan Lithuania dan Belarusia siap untuk mengatur pemakaman bagi sesama Muslim.

Sebuah minoritas etnis dan agama di Polandia yang sangat homogen dan Katolik, Tatar adalah keturunan pejuang yang dihadiahi tanah oleh raja-raja Polandia karena melindungi perbatasan timur negara itu berabad-abad yang lalu.

Khawatir krisis di langkah mereka masih jauh dari selesai, masyarakat telah mengirimkan pakaian dan makanan untuk para migran dan pasukan Polandia di perbatasan.

Baca Juga: Jelang WSBK Mandalika 2021, Jumlah Penumpang di Bandara Internasional Lombok Meningkat

Di akhir pemakaman Hassan, tidak sedikit orang-orang yang berlutut, memberi penghormatan dengan menyentuh tanah.

"Kami memiliki kuburan yang cukup besar, dan ingin menawarkan pemakaman yang bermartabat kepada semua orang, yang datang dari luar negeri dan meninggal di tanah Polandia," kata Szczesnowicz.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah