Polisi Vietnam Panggil Penjual Mi karena Tirukan Gaya Tabur ala 'Salt Bae'

- 18 November 2021, 17:45 WIB
Nusret Gokce, yang dikenal sebagai Salt Bae, berpose di Festival Film Cannes ke-72.
Nusret Gokce, yang dikenal sebagai Salt Bae, berpose di Festival Film Cannes ke-72. /Reuters

PR DEPOK - Personel kepolisian di Vietnam memanggil penjual mi setelah meilhat rekamannya yang tengah meniru gaya khas Nusret Gökçe atau yang lebih dikenal Salt Bae.

Pasalnya, beberapa hari sebelumnya, video seorang pejabat Vietnam yang sedang makan steak bertatahkan emas di restoran koki Turki di London viral di Vietnam.

Bui Tuan Lam, penjual mi daging sapi berusia 38 tahun dari Danang, Vietnam, mengatakan dia tidak bermaksud mengejek siapapun dengan videonya itu.

Baca Juga: Ria Ricis Jadi Konten Kreator No.1 di Asia, Teuku Ryan Sebut Istrinya Ingin Berhenti Ngonten

Dalam video tersebut menunjukkan Lam sedang mengiris daging sapi rebus dan menaburkan bawang hijau ke dalam semangkuk sup mi.

“Video yang saya buat hanya untuk bersenang-senang dan untuk mengiklankan toko mie daging sapi saya"

"Lebih banyak pelanggan datang sejak saya mengunggahnya," kata Lam, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Independent pada Kamis, 18 November 2021.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 18 November 2021: Kasus Denis Dilaporkan Polisi, Iqbal Celakai Al

Namun, ia mengaku tidak mengetahui pemanggilan polisi tersebut berkaitan dengan videonya yang viral.

Panggilan itu datang beberapa hari setelah menteri keamanan publik Vietnam, To Lam, tertangkap kamera sedang makan steak bertatahkan emas, senilai sekitar £ 1.450, di restoran Gökçe di London.

Video menteri Vietnam memicu kemarahan, ketika orang-orang di media sosial menuduhnya berpesta dengan uang pajak di tengah tindakan keras negara terhadap korupsi.

Baca Juga: Serukan Dukungan Terhadap Ulama dan MUI, Refrizal: Jangan Kalah Sama Mereka yang Islamofobia dan Anti Islam

Lam mengatakan bahwa polisi memanggilnya pada April lalu, tanpa menyebutkan alasannya.

Pada saat itu, dia secara terbuka mengkritik pihak berwenang di Facebook dan mengatakan bahwa ia akan lebih lantang menyuarakan keadilan.

Lebih jauh, polisi Vietnam diketahui secara rutin kerap memanggil aktivis dan kritikus Partai Komunis yang berkuasa untuk diinterogasi.

Pemerintah telah meningkatkan tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat dengan menangkap aktivis, jurnalis dan kritikus dengan banyak pengikut di Facebook.

Baca Juga: Link Pengumuman Hasil SKD CPNS Kementerian PANRB, Simak Beberapa Poin Pentingnya

Menurut laporan, pemerintah mengadopsi pendekatan garis keras dalam membatasi perbedaan pendapat setelah Nguyen Phu Trong terpilih kembali sebagai ketua Partai Komunis awal tahun ini.

Lima jurnalis yang bekerja di halaman berita online dijatuhi hukuman penjara pada Oktober karena dianggap menyalahgunakan hak-hak demokrasi.

Putusan itu dikritik oleh Amerika Serikat, yang menuduh pemerintah Vietnam menindas kebebasan berekspresi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah