Ribuan Demonstrasi Anti-Vaksin di Australia Serukan Penolakan Vaksinasi Covid-19

- 21 November 2021, 14:55 WIB
Ilustrasi demonstrasi.
Ilustrasi demonstrasi. /niekverlaan/Pixabay

Wartawan Australia Dana Morse mengatakan kepada Al Jazeera, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Minggu, 21 November 2021, bahwa Melbourne telah mengalami penguncian terlama di dunia.

“Ada kekhawatiran di antara sebagian masyarakat tentang beberapa undang-undang manajemen pandemi yang saat ini coba disahkan oleh pemerintah negara bagian melalui majelis tinggi parlemen,” kata Morse.

Baca Juga: Sampaikan Duka Cita, Erick Thohir Unggah Foto Bersama Verawaty Fajrin hingga Ceritakan Momen Terakhirnya

Orang-orang juga memprotes undang-undang yang menetapkan "tidak divaksin maka tidak ada pekerjaan", berarti orang yang saat ini tidak divaksinasi maka mereka tidak akan dapat bekerja.

Demonstrasi anti-vaksinasi telah berlangsung selama berminggu-minggu di Australia, kadang-kadang menjadi kekerasan dan menarik kelompok-kelompok warga yang longgar, serta pendukung teori konspirasi dan sayap kanan.

Gerakan anti-vaksinasi, bagaimanapun, tetap kecil, dengan jajak pendapat menunjukkan oposisi nasional dalam satu digit.

“Kami sedang melihat negara yang secara keseluruhan percaya pada keamanan dan kemanjuran vaksin untuk mengobati Covid-19, mereka hanya minoritas,” ujar Morse.

Baca Juga: Prediksi dan Head to Head Inter Milan vs Napoli: Nerazzurri Ingin Amankan Poin Penuh di Kandang Sendiri

Sebuah demonstrasi tandingan beberapa ratus orang terjadi di Melbourne, yang diselenggarakan oleh kelompok Kampanye Melawan Rasisme dan Fasisme di bawah slogan "Jangan jadi pecundang, segera dapatkan vaksin."

Salah satu penyelenggara demonstrasi anti-fasis, Nahui Jimenez, mengatakan bahwa demonstrasi itu adalah “pesan solidaritas” kepada para petugas kesehatan di Australia.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah