PR DEPOK - Australia mengikuti langkah Amerika Serikat untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China.
Amerika Serikat terlebih dulu memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing, setelah China melakukan kekejamam terhadap hak asasi manusia beberapa minggu setelah pertemuan bilateral kedua negara tersebut.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, keputusan negaranya memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing, merupakan keputusan yang sangat berisiko merusak hubungan China dan Australia yang selama ini memang sudah tidak harmonis.
"Pejabat pemerintah Australia (akan), tidak akan pergi ke China untuk Olimpiade itu. Namun, atlet Australia akan pergi," kata Morrison kepada wartawan di Sydney seperti dikutip dari Reuters.
Morrison mengatakan, pemboikotan Olimpiade Musim Dingin Beijing ini hanya dilakukan dari sisa diplomatik.
Sementara, Australia tetap akan mengikutsertakan atletnya di Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Menurut Morrison, keputusan itu dibuat karena perjuangan Australia untuk membuka kembali saluran diplomatik dengan China untuk membahas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.
Selain itu, keputusan yang diambil sebagai langkah antisipasi Beijing memperlambat dan memblokir impor barang-barang Australia.
Boikot formal berisiko memperburuk hubungan Australia dengan China.
Sebelumnya, Australia sempat melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G memperluas pangsa pasarnya di negara tersebut pada 2018.
Australia juga sempat menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul Covid-19.
Atas tindakan Australia itu, Beijing menanggapi dengan mengenakan tarif pada beberapa komoditas Australia, termasuk batu bara, daging sapi, jelai, dan anggur.
Sementara itu, Komite Olimpiade Australia mengatakan boikot diplomatik tidak akan berdampak pada 40 atlet Australia yang diperkirakan akan berlaga di Olimpiade Musim Dingin yang dimulai pada Februari 2022.***