Ilmuwan Prediksi Kehancuran Bumi, 99 Persen Kehidupan Musnah

- 18 Desember 2021, 13:50 WIB
Ilustrasi planet Bumi.
Ilustrasi planet Bumi. /Pexels/Pixabay

PR DEPOK - Menurut para ilmuwan, perubahan iklim yang terjadi mendorong lautan ke ambang kepunahan. 

Dengan keadaan tersebut, mereka memperkirakan hampir 100 persen atau 99,9 persen dari seluruh kehidupan di muka bumi ini akan musnah. 

Hal itu membuat para ilmuwan khawatir nasib kehidupan saat ini sama seperti era dinosaurus.

Baca Juga: Unggah Foto Saat Melihat Abu Kremasi Laura Anna, Shandy Purnama: Hai Perempuan Kuat

Kendati demikian, kepunahan yang terjadi di era dinosaurus berbeda dengan prediksi kepunahan ini. Jika pada erta itu kehidupan dinosaurus musnah karena hantaman asteroid, kepunahan kali ini terjadi akibat kesalahan manusia.

 

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, seorang ahli geofisika Institut Teknologi Massachusetts (MIT) bernama Daniel Rothman melalui studinya yang diterbitkan di jurnal Science Advances, aktivitas manusia berpotensi mengganggu siklus karbon global.

Tak hanya itu, menurutnya aktivitas-aktivitas itu kemudian memicu bencana ekologis selama 10.000 tahun. 

Daniel Rothman bahkan memprediksi bahwa kehancuran bumi akan terjadi pada akhir abad ini. 

Baca Juga: Bela KSAD Dudung, Ferdinand Hutahaean Balik Sentil Bahar Smith: daripada Mengaku Bertuhan tapi Biadab

Dalam studi itu, Rothman melakukan penelitian yang berfokus pada perubahan siklus karbon selama 540 juta tahun terakhir. 

Studi itu juga memfokuskannya menganalisa lima kepunahan massal yang pernah terjadi di muka bumi ini.

Berdasar apda studinya itu, ia telah mengklaim bahwa bumi mungkin akan mengalami periode 'gelap' pada tahun 2100 mendatang.

"Ini menyebabkan rencana seluruh planet yang bisa berlangsung hingga 10.000 tahun," ujarnya.

Baca Juga: Haji Faisal Kecewa pada Doddy Sudrajat Pasang Foto Pria di Acara 40 Harian Vanessa Angel: Prihatin dan Miris

Para ilmuwan MIT tampaknya prihatin dengan total jumlah karbon yang telah terkandung di lautan sebagai akibat dari adanya emisi gas rumah kaca.

Menurutnya, terlalu banyak karbon di lautan membuat air semakin asam dan kemudian berpotensi tidak ramah bagi banyak spesies makhluk hidup.

 

Ia juga menilai, setidaknya antara empat atau lima kepunahan massal yang terjadi beberapa waktu ke belakang sudah disangkutpautkan dengan peningkatan perubahan siklus karbon.

Hingga kini, menurutnya, manusia sudah melepaskan banyak karbon ke atmosfer yang membuat adanya peristiwa geologis yang dulu terjadi akan kembali dialami dalam kurun waktu cukup singkat.

Baca Juga: Tidak Setia, 5 Zodiak Wanita Ini Paling Suka Selingkuh

“Apa yang kita lihat hari ini sangat serius. Namun, saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membawa kita ke titik kritis yang akan menciptakan bencana global bagi ekosistem global," katanya.

Sementara itu, menurut banyak ahli, masalah utama yang sedang dihadapi saat ini adalah mengendalikan manusia agar tidak semakin mencemari lingkungan. 

Selain itu, hal lain yang juga harus segera ditemukan adalah cara untuk mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x