Ilmuwan Inggris Ungkap Fakta Mengejutkan Penularan Varian Omicron

- 21 Desember 2021, 18:50 WIB
Ilustrasi varian Omicron.
Ilustrasi varian Omicron. /Reuters/Dado Ruvic

PR DEPOK – Kemunculan dan penularan varian Omicron sontak membuat sejumlah ilmuwan bergerak mencari tahu lebih jauh.

Seperti baru-baru ini, kelompok ilmuwan dari Imperial College London di Inggris melakukan penelitian akan tingkat penularan varian Omicron.

Dari hasil penelitian, para peneliti menyimpulkan bahwa tingkat penularan varian Omicron lebih tinggi dari varian Delta.

Baca Juga: Kasus Probable Varian Omicron Bertambah Jadi 11 Orang, Kemenkes Beberkan asal Mula Virusnya

“Studi ini tidak menemukan bukti Omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah daripada Delta, dinilai dari proporsi orang yang dites positif yang melaporkan gejala, atau dengan proporsi kasus yang mencari perawatan di rumah sakit setelah infeksi. Namun, data rawat inap masih sangat terbatas saat ini,” tulis peneliti seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Indian Express.

Tidak hanya itu, bahkan menurut mereka varian Omicron mampu menghindari kekebalan dari infeksi masa lalu ataupun vaksin dosis kedua.

Para ilmuwan pun memperkirakan bahwa risiko infeksi ulang dengan varian Omicron lebih tinggi dari varian Delta.

Baca Juga: Sarah Menzel Tak Ikut Azriel Hermansyah ke Turki, Ini Pesan Adik Aurel kepada sang Kekasih

Tercatat risiko penularan varian Omicron adalah 5,4 kali lebih besar daripada varian Delta.

Dengan demikian, para ilmuwan menyebutkan bahwa perlindungan terhadap infeksi ulang oleh Omicron yang diberikan oleh infeksi masa lalu tidak menjamin. Diperkirakan tingkat perlindungan mungkin serendah 19 persen.

Studi yang belum dipublikasikan menggunakan data untuk semua kasus SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi PCR di Inggris yang telah melakukan tes Covid-19 antara 29 November dan 11 Desember 2021.

Baca Juga: Omicron Diklaim Dapat Menyerang Orang yang Sudah Divaksin, WHO Beri Peringatan untuk Dunia

Adapun penelitian ini melibatkan orang-orang yang diidentifikasi memiliki infeksi Omicron karena kegagalan target gen S (SGTF).

Tim peneliti juga melibatkan orang-orang dengan data genotipe yang mengkonfirmasi infeksi Omicron.

Secara keseluruhan, ada 196.463 orang tanpa kegagalan target gen S yang terdiri dari mereka yang kemungkinan terinfeksi varian lain dan 11.329 kasus dengan itu dimasukkan dalam analisis, serta 122.063 Delta dan 1.846 kasus Omicron dalam analisis genotipe.

Baca Juga: Sarah Menzel Tak Ikut Azriel Hermansyah ke Turki, Ini Pesan Adik Aurel kepada sang Kekasih

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi Omicron di antara semua kasus Covid-19 berlipat ganda setiap dua hari hingga 11 Desember.

Maka dari itu, mereka memperkirakan bahwa jumlah reproduksi (R), dan jumlah kasus yang secara langsung disebabkan oleh individu yang terinfeksi varian Omicron berada di atas 3 selama periode penelitian.

“Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang sejauh mana Omicron dapat menghindari kekebalan sebelumnya yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi,” kata Neil Ferguson, seorang profesor di Imperial College London.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah