Lima Tewas, 90 Terluka dalam Insiden Bentrokan di Ibukota India

- 25 Februari 2020, 16:07 WIB
Bentrok di ibukota India, New Delhi, tewaskan lima orang dan 90 lainnya terluka
Bentrok di ibukota India, New Delhi, tewaskan lima orang dan 90 lainnya terluka /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Setidaknya lima orang tewas dan sekitar 90 orang lainnya terluka dalam sebuah bentrokan di Ibukota India.

Bentrok yang disebabkan oleh penolakan warga India terhadap undang-undang kewarganegaraan baru, kata seorang pejabat senior rumah sakit di India.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters pada Selasa, 25 Februari 2020 Dr Rajesh Kalra mengonfirmasi adanya puluhan korban yang terluka dalam insiden bentrokan itu.

Baca Juga: Donald Trump Mulai Bahas Perdagangan dan Kesepakatan Senjata dengan India

"Beberapa orang yang diamankan mengalami luka tembak," kata Dr Rajesh Karla, pengawas medis tambahan di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur.

Bentrokan meletus antara ribuan massa yang menunjukkan penolakan atas hukum atau undang-undang kewarganegaraan yang baru.

Polisi yang mencoba menahan gempuran massa, menggunakan gas air mata dan granat asap. Sedangakan dari gerombola massa melempari barisan polisi dengan bebatuan.

Baca Juga: Kenalkan Kopi Asal Indonesia ke Mancanegara, Ridwan Kamil Resmikan Jabarano Cafe Pertama di Australia

Satu polisi termasuk di antara mereka tewas dalam bentrokan yang meletus sebelum kunjungan perdana Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke ibukota.

Trump dan perdana Perdana Menteri Narendra Modi yang dijadwalkan akan bertemu pada Selasa ini di tempat yang terletak beberapa mil jauhnya dari tempat bentrokan terjadi.

Ketegangan yang semakin panas di beberapa bagian kota, menyebabkan sekolah-sekolah ditutup sementara.

Baca Juga: Pulau Sebaru, Eks Lokasi Rehabilitasi Narkoba yang Akan Dijadikan Lokasi Karantina 266 WNI Kapal Diamond Princess

Selain itu, bentrokan baru bermunculan sehingga memaksa lima stasiun metro di kota ditutup.

Bentrokan yang terjadi Senin, 24 Februari 2020 adalah bentuk bentrokna terburuk di New Delhi yang memprotes Citicenship Amandement Act (CAA) di mulai pada awal Desember.

Ibukota India telah menjadi sarang protes terhadap hukum yang memudahkan jalur non-Muslim dari tiga negara tetangga yang didominasi muslim untuk mendapatkan kewarganegaraan India.

Baca Juga: Korea Selatan Genting Virus Corona, Jasa Antar Makanan Kebanjiran Orderan

Hal ini menimbulkan tuduhan bahwa Modi dan nasionalis Hindu-nya Partai Janata (BJP) telah merusak tradisi sekular India.

BJP membantah ada bias terhadap lebih dari 180 juta Muslim minoritas di India, tetapi para penentang terlanjur melakukan protes dan berkemah di bagian-bagian New Delhi selama dua bulan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x