PR DEPOK - Lapisan abu tebal menyelimuti pulau-pulau di Tonga setelah gunung berapi di bawah laut berisiko memicu tsunami pada Sabtu lalu.
Menurut tangkapan gambar udara Tonga dari Selandia Baru dan Australia, bandara utama Tonga tertutup lapisan abu yang sangat tebal.
Meski tidak mengalami kerusakan akibat letusan dan tsunami, Bandara Internasional Fua'amotu di Tonga terhambat aktivitasnya akibat abu tebal tersebut.
Menurut Kantor kemanusiaan PBB OCHA, para pejabat Tonga mengatakan bahwa pembersihan landasan pacu akan memakan waktu berhari-hari karena dilakukan secara manual dengan pembukaan paling awal pada hari Rabu.
Sementara itu, bantuan logistik tengah diperlukan untuk para korban dan masyarakat Tonga yang mengalami bencana tersebut.
"Orang-orang di pantai barat pulau utama Tongatapu telah dievakuasi karena kerusakan yang parah," tutur pihak OCHA.
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan kapal HMNZS Wellington dan HMNZS Aotearoa meninggalkan Selandia Baru dengan membawa pasokan air bersih, tim survei, dan sebuah helikopter.
"Tonga diperkirakan akan mengajukan permintaan bantuan resminya hari ini," kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne.
Penerbangan C-130 dari Australia dapat mengirimkan bantuan kemanusiaan termasuk pasokan pemurnian air.
Baca Juga: Garou akan Menyesal Menantang Semua Orang dan Menyebutnya menjadi Bencana Tingkat Tuhan
Sementara HMAS Adelaide yang akan memakan waktu lima hari untuk tiba melalui laut, siap untuk membawa personel teknik dan medis serta dukungan helikopter untuk distribusi.
Di lain sisi, sebagian besar jalur komunikasi Tonga melalui bawah laut terputus sejak letusan pada akhir pekan lalu.
Subcom, sebuah perusahaan swasta yang berbasis di Amerika Serikat yang dikontrak untuk memperbaiki berbagai kabel bawah laut di Asia-Pasifik, mengatakan sedang bekerja dengan Tonga Cable Ltd untuk memperbaiki kabel yang membentang dari Tonga ke Fiji.
Baca Juga: Yunarto 'Keluhkan' Hujan di DKI Jakarta, Mustofa: Pindah aja kalau Nggak Nyaman
Samiuela Fonua, ketua Tonga Cable mengatakan ada dua potong kabel bawah laut yang tidak akan diperbaiki sampai aktivitas vulkanik berhenti.
"Kondisi saat ini masih sangat berantakan, kami akan coba memperbaikinya menunggu aktivitas gunung berhenti," tutur Fonua.
Menurut citra satelit yang diambil sekitar 12 jam pasca ledakan, Pulau Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang terletak di Cincin Api Pasifik aktif secara seismik tetapi semuanya menghilang.
Baca Juga: Penasihat Gedung Putih Ingatkan Varian Omicron Tak Bisa Dijadikan Tanda Berakhirnya Pandemi Covid-19
Akibatnya, hal ini menyulitkan para ahli vulkanologi memantau aktivitas gunung dan wilayah sekitarnya.***