Indonesia Masuk Daftar Negara dengan Kematian Tertinggi Akibat Corona di Asia Tenggara

- 5 April 2020, 10:42 WIB
lustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik
lustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia melaporkan dua kasus virus corona pertama pada 2 Maret 2020.

Terhitung 2.092 kasus yang dikonfirmasi, 191 meninggal dan 150 orang sembuh per 4 April 2020.

Angka tersebut membuat Indonesia masuk dalam daftar jumlah kematian virus corona terbanyak dan tertinggi di Asia Tenggara.

Baca Juga: Aksi Spiderman Antarkan Makanan ke Orang yang Sedang Isolasi Diri di Rumah

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Aljazeera Minggu, 5 April 2020 dilaporkan tingkat kematian Indonesia mencapai 9,1 persen dibandingkan 5,2 persen di seluruh dunia pada Jumat, 3 April 2020.

Sebagai perbandingan jumlah kematian di Asia Tenggara, Filipina memiliki tingkat kematian 4,5 persen, Malaysia 1,6 persen selama periode yang sama, meskipun kedua negara tersebut memiliki jumlah kasus lebih tinggi, yakni lebih dari 3.000 kasus.

Di samping itu, Indonesia juga mencatat 95 tenaga medis di Jakarta telah terinfeksi virus corona per 3 April 2020.

Baca Juga: Aplikasi Virus Corona Deteksi 1,9 Juta Orang Kini Tunjukkan Gejala di Inggris

Paling tidak 13 dokter meninggal selama periode tersebut.

Dari nol infeksi dan kematian yang dilaporkan pada Januari dan Februari, Indonesia kini mengalami lonjakan statistik kasus virus corona secara tiba-tiba.

Para ahli mengatakan sistem kesehatan kewalahan, APD minim dan rapid test kurang digalakan di Indonesia saat tingginya angka kematian akibat virus corona di negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, 'Regal Milk Bath' Resep Mudah Berbahan Roti

"Kita bisa melihat pemerintah masih beberapa langkah di belakang penyebaran virus ini," kata Panji Fortuna Hadisoemarto, salah satu anggota dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran di Bandung.

"(Ada) keterlambatan penyediaan laboratorium dan alat pemeriksaan, dan jumlah tes yang rendah," katanya.

"Fakultas dan petugas kesehatan belum siap, kebijakan (tinggal di rumah) masih hanya banding, dan ada transparansi informasi minimum," ujar Dr. Panji Fortuna Hadisoemarto.

Baca Juga: Imbas Virus Corona, Banyak Tour Guide Bali Mendadak Jadi Pengangguran

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, ada 2.813 rumah sakit di negara ini, dan dengan rata-rata 12 tempat tidur tersedia untuk setiap 10.000 orang.

Indonesia telah mendatangkan alat uji tes cepat dari Tiongkok.

Indonesia juga telah menguji hanya 25 orang per satu juta warga per 2 April 2020, "yang terendah dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia".

Sebagai perbandingan, India dan Korea Selatan memiliki masing-masing 35 dan 8.222 orang per satu juta yang diuji.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x