Baca Juga: Kader PDIP Soroti Kinerja Mohammad Idris yang Dinilai Lamban Tekan Penularan Corona
Mereka kemudian melalukan pengamatan aurora yang muncul lebih baru terlihat di Jepang dalam bentuk kipas dengan latar belakang merah.
Itu cocok dengan deskripsi "ekor burung" dari peristiwa pada tahun 620.
Para peneliti juga memetakan seperti apa medan magnet Bumi yang berubah pada saat itu, yang menunjukkan bahwa Jepang akan berada di sekitar 33 derajat lintang magnetik pada tahun 620 dibandingkan dengan hari ini yang berada di sekitar 25 derajat.
Para peneliti juga menganalisis hipotesis lain tentang "tanda merah" tersebut. Mereka mengatakan bahwa itu disebabkan oleh komet.
Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Foto 2 Wanita Eropa Gunakan 'Masker' Saat Pandemi Flu Spanyol 1919
Namun, masih ada perdebatan tentang hipotesis itu. Mereka mengklaim bahwa seharusnya ada komet melesat rendah pada saat itu.
"Ini adalah contoh menarik dan sukses dipecahkan di bidang sains modern. Kami dapat mengambil manfaat dari emosi (pertanda buruk) Jepang kuno yang ditimbulkan ketika penampakan 'surga' yang mengejutkan mengingatkan mereka pada burung yang dikenal (burung pegar Jepang)," kata Kataoka.
Penelitian ini dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan 31 Maret 2020 di Sokendai Review of Cultural and Social Studies.***