Semakin rendah jumlah sel T, semakin tinggi risiko kematian.
Hasil observasi para dokter tersebut kemudian dikonfirmasi oleh pemeriksaan mayat 20 pasien virus corona menggunakan autopsi, dikatakan bahwa kekebalan tubuh mereka hampir sepenuhnya hancur.
Dokter yang melihat mayat pasien COVID-19 mengatakan bahwa kerusakan pada organ dalam mereka sangat mirip dengan kombinasi SARS dan AIDS.
Baca Juga: Berlaku 18 April 2020, Jika IMEI Ponsel Bermasalah Segera Hubungi Operator Seluler
Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian terbaru, ada sejumlah perbedaan antara SARS-CoV-2 dengan HIV.
HIV dapat bereplikasi dalam sel T, dan mengubahnya menjadi semacam 'pabrik' untuk menghasilkan lebih banyak salinan virus yang dapat menginfeksi sel T lainnya.
Tapi, Lu Lu dan Jiang, peneliti dari Tiongkok dan Amerika Serikat itu tidak menemukan adanya pertumbuhan virus corona jenis SARS-CoV-2 setelah mereka memasuki sel T, penemuan ini menunjukkan bahwa virus dan sel T mungkin akan mati bersamaan.***