Sumber Penyakit Purba yang Terkubur Es Bisa Kembali Mengancam Akibat Pemanasan Global

- 18 April 2020, 10:00 WIB
LAPISAN es.*
LAPISAN es.* /MYNZMAN/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Para ahli khawatir tanah di bawah es yang mencair akibat perubahan iklim mengandung bakteri dan virus yang tidak aktif selama ribuan tahun.

Dunia seakan berhenti berputar karena wabah virus corona dan memaksa berbagai sendi kehidupan berhenti demi menekan penyebarannya.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Mirror, Jumat 17 April 2020, saat suhu Bumi naik, area besar berupa tanah beku mulai mencair. Dalam beberapa kasus, tanah itu membeku selama ribuan tahun.

Para ilmuwan khawatir tanah yang kini mulai mencair mengandung bakteri dan virus yang tidak aktif selama ribuan tahun.

Baca Juga: NASA Temukan Planet Baru Mirip Bumi yang Cocok untuk Manusia

Begitu aktif, virus itu bisa terbukti mematikan. Empat tahun lalu, di salah satu tempat paling terpencil di dunia, Serbia, bocah berusia 12 tahun meninggal karena antraks.

Dia bukan satu-satunya oranng yang mengalami hal tersebut. Sekira 20 orang terinfeksi dan perlu perawatan serius karena infeksi mematikan itu.

Muncul pertanyaan dari mana munculnya virus yang telah lama berhenti menyebar tersebut? Para peneliti kemudian menaruh kecurigaan bahwa rusa tewas oleh antraks dan membeku di bawah es selama 75 tahun sampai gelombang musim panas muncul.

Suhu panas melelehkan es yang menutupi bangkai dan antraks terlepas. Antraks diyakini telah meresap ke dalam tanah ketika mencair sebelum menemukan jalannya ke saluran air dan ke rantai makanan manusia.

Baca Juga: Selebgram 'Zombie Angelina Jolie' Berjuang Lawan Virus Corona selama di Penjara Iran

Lebih dari sejuta rusa tewas oleh antraks awal 1900-an dan ada ribuan situs tempat tubuh mereka terkubur dalam es.

Para ilmuwan khawatir hal itu bisa menjadi awal kembalinya virus mematikan yang diperkirakan sudah lama mati.

Diduga sudah ada banyak teror yang terbangun di bawah tanah beku, termasuk flu Spanyol yang menewaskan hingga 50 juta orang antara 1918 dan 1920, wabah pes, dan cacar.

Kuburan massal di Alaska yang beku sejak wabah flu Spanyol yang mematikan telah mengungkap fragmen DNA penyakit tersebut.

Akan tetapi, ada beberapa kabar baik. Tidak semua virus dapat bertahan dalam waktu lama ketika membeku. Hal yang paling mungkin untuk “bangun” adalah virus dan bakteri yang datang dari spora.

Baca Juga: Sepi karena Lockdown, Kawanan Singa Kuasai Jalan Raya dan Tidur Santai di Tengah Jalan

Beberapa penyakit paling mematikan yang pernah dikenal manusia, termasuk antraks dan botulisme dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Mencairnya lapisan beku bukan satu-satunya ancaman yang datang. Jika lapisan yang tidak tersentuh sejak ribuan tahun itu dibor, bakteri mematikan bisa terbebaskan.

Salah satu hal yang paling menakutkan dikenal sebagai virus raksasa yang sangat besar sehingga dapat dilihat dengan mikroskop normal dan hampir mustahil dihancurkan.

Bahkan, penyakit yang membunuh manusia Neanderthal dalam jumlah besar bisa terlepaskan.

"Kemungkinan bahwa kita dapat menangkap virus dari Neanderthal yang telah lama punah menunjukkan bahwa gagasan virus dapat 'diberantas' dari planet adalah pernyataan yang salah dan memberi kita rasa aman semu,"  kata Ahli biologi evolusi di Universitas Aix-Marseille di Prancis, Jean-Michel Claverie.

"Inilah sebabnya persediaan vaksin harus disimpan, untuk jaga-jaga," ucapnya.

Lapisan beku bukan satu-satunya tempat bakteri mematikan terkubur. Mikroba berusia 50.000 tahun ditemukan di dalam kristal di tambang di Meksiko oleh peneliti NASA pada 2017.

Segera setelah mereka dilepaskan dari penjara kristalnya, mikroba itu mulai menggandakan diri secara instan.

Hal itu bukan satu-satunya penemuan mengerikan di 1.000 kaki di bawah tanah Meksikodari lebih empat juta tahun lalu.

Untungnya, bakteri itu tidak berbahaya bagi manusia. Tetapi ada kekhawatiran bakteri itu bisa bermutasi dengan jenis lain yang berbahaya dan memberi mereka cara tidak terpengaruh antisipasi manusia.

Para ilmuwan tidak dapat mengatakan seberapa besar kemungkinan virus itu dapat menulari manusia.

Akan tetapi, mereka telah memperingatkan jika patogen itu tidak berhubungan dengan manusia dalam waktu lama, sistem kekebalan tubuh manusia tidak akan siap. Jadi itu sangat berbahaya.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x