Ilmuwan Inggris Temukan Potensi Tsunami di Ibu Kota Baru Indonesia, Ini Kata Pakar ITB

- 23 April 2020, 16:02 WIB
ILUSTRASI Tsunami
ILUSTRASI Tsunami /Reuters/

Dr Rachel Brackenridge dari Universitas Aberdeen yang menulis penelitiannya dalam sebuah makala, mengatakan tanah longsor tersebut atau yang kami sebut Mass-Transport Deposits (MTD) cukup mudah dikenali dalam data seismik.

Baca Juga: Studi Terbaru: Virus Corona Bermutasi Menjadi 30 Varian Berbeda

Semua MTD berada di sisi barat yang melintasi Selat Makassar. Bahkan, sebagian besar berada di sebelah selatan delta Sungai Mahakam di Pulau Kalimantan, yang mengeluarkan sekitar 8 juta meter kubik sedimen setiap tahun.

Tim peneliti menduga sedimen tersebut terbawa oleh arus di selat dan kemudian tertimbun di perbatasan dasar laut yang lebih dangkal dengan dasar laut yang lebih dalam.

Sedimen yang menumpuk dari waktu ke waktu akhirnya roboh, mungkin dipicu oleh guncangan gempa bumi setempat.

Baca Juga: Penampakan Domba yang Pulang Kandang setelah 7 Tahun Hidup di Hutan Tasmania

Hal yang belum diketahui tim peneliti saat ini ialah kapan tepatnya longsor bawah laut ini terjadi.

Tim juga berencana untuk mengunjungi daerah pesisir Kalimantan untuk mencari bukti fisik dari tsunami purba dan untuk memodelkan jenis gelombang yang bisa mengenai garis pantai.

Sementara itu, menurut Prof Ir Benyamin Sapiie atau Ben Sapiie dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan bahwa penelitian ini memperkaya pengetahuan masyarakat geologi dan geofisika Indonesia tentang bahaya sedimentasi dan tanah longsor di Selat Makassar.

Baca Juga: Masuk Warga Terdampak Corona, Ratusan Guru Ngaji di Perkampungan Depok Terima Bansos

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x