Angka Kematian Jadi Bahan Taruhan, Mafia-mafia di Italia Raup Untung Besar

- 5 Mei 2020, 21:18 WIB
Ilustrasi mafia.*
Ilustrasi mafia.* /BBC/

PIKIRAN RAKYAT - Ketika angka kematian Covid-19 terus bertambah, kelompok kejahatan teroganisir Italia terus berupaya menghasilkan keuntungan yang sangat besar.

Banyak orang Italia merasa mereka tidak memiliki pilihan selain menerima garis hidup yang ditawarkan gerombolan tersebut.

Di pulau Sisilia, saudara lelaki mafioso dikabarkan telah memberikan makanan kepada orang-orang miskin di lingkungan Palermo.

"Orang-orang menelepon saya dan mereka menangis di telepon. Mereka mengatakan anak-anak mereka tidak bisa makan," katanya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari BBC, Selasa 5 Mei 2020.

Baca Juga: Kasus Terus Nol, Korea Selatan Sambut Era Baru dengan Kembali Buka Sekolah Mulai 13 Mei 

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa seorang wanita muda tak henti-hentinya menelepon dirinya setiap hari. Wanita itu memiliki lima anak dan tidak mengetahui bagaimana cara memberi mereka makan.

Pada saat membantu orang-orang yang kelaparan, dia tidak memberikan identitas sebenarnya bahwa dia adalah bagian dari gerombolan mafia. Akan tetapi yang ia ketahui bahwa jika menjadi seorang mafioso berarti tugasnya untuk membantu orang.

Mengenai hal tersebut, dirinya "sangat bangga" bisa menjadi mafioso dan membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Sementara itu kepala kantor kejaksaan dan penyelidik anti-mafia, Nicola Gretteri mengatakan memberikan makan di tengah pandemi virus corona adalah taktik lama dari para mafia kondang.

Baca Juga: Sinopsis The Purge: Election Year, Pembantaian Legal Warga AS yang Tayang Rabu Dini Hari 

"Tujuannya adalah untuk mendapatkan kredibilitas dan melangkah sebagai alternatif bagi negara. Tujuan lainnya adalah untuk memperkuat basis dukungan," ucapnya.

Ekonomi di Italia telah memasuki tahap terburuk dalam waktu beberapa tahun terakhir, dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Penerapan karantina wilayah banyak membuat orang-orang merasa putus asa. Tetapi menerima bantuan terkecil dari seorang mafioso sangat berbahaya.

"Mafia tidak pernah melakukan apa pun atas kemurahan hati. Konsep itu tidak ada bagi mereka," kata Enza Rondo seorang pekerja di organisasi anti-mafia.

Baca Juga: Dokter di Prancis Klaim Pasien Pertama Virus Corona di Negaranya Ada Sejak Desember 2019 

"Yang mereka tahu adalah 'aku akan menggaruk punggungmu jika kamu menggaruk milikku'," ucapnya.

Memang, ketika di awal mereka tidak meminta imbalan apa pun. Tetapi setiap orang nantinya harus membayar budi dalam bentuk tertentu.

Marcelo memiliki sebuah restoran di pusat Kota Palermo, yang mana restorannya tersebut harus ditutup pada bulan Maret lalu.

Pada saat itu, dirinya mendapatkan tawaran yang menggiurkan sehingga tidak dapat ditolak. Semuanya sangat mudah.

Seorang mafioso mengetuk pintu dan menawarkan untuk membeli tempat usaha Anda. Saat itulah proses negosiasi harga terjadi. Kemudian, seseorang mentransfer sebagian uang ke akun Anda, dan sisanya Anda dapatkan dalam bentuk tunai.

Baca Juga: UPDATE Corona di Depok 5 Mei 2020: 2 Orang Meninggal, 3 Sembuh, dan Tambahan 5 Positif 

"Saat ini, usahaku sedang tenggelam. Di mana ketika seseorang melempar pelampung kepadamu, kamu bisa memilih untuk tenggelam dengan cita-citamu, atau berenang," ucapnya.

Antonio dan istrinya, Francesca memiliki toko daging di sebuah kota kecil bercat putih di Apulia, Italia Selatan, dikabarkan BBC saat ini tengah berjuang dalam penutupan.

Beberapa hari yang lalu, salah satu klien reguler mereka datang ke toko mereka dan menawarkan pinjaman uang tunai untuk membantu kondisi perekonomian mereka di tengah pandemi virus corona.

"Kami saling memandang. Hati kami tenggelam, dan kami segera menyadari apa yang sedang terjadi, kami menolak penawaran tersebut," kata Antonio.

Baca Juga: Jadi Korban Begal Siang Bolong, Uang Rp 2,8 Juta Bertebaran di Jalan bak di Film Laga 

Meminjamkan uang merupakan bisnis utama dari para mafia. Mereka memberikan pinjaman, dan kemudian "penderitaan lambat laun dimulai", kata Gratteri.

"Tujuan utama mafioso adalah untuk tidak menghasilkan uang, melainkan untuk mengambil alih bisnis dan menggunakannya untuk mencuci uang," ucapnya.

Sejak pemerintah menerapkan karantina wilayah, saluran bantuan yang berujung korban pemerasan telah mengalami peningkatan sebesar 100 persen, terutama bagi usaha kecil.

"Jika pemerintah Italia tidak mampu membantu orang-orang ini, mereka akan berada dipelukkan para mafia," kata Attilio Simeone, seorang pekerja untuk penyaluran bantuan.

Nantinya orang-orang di Italia akan mengalami depresi hebat dan akan berlutut kepada para mafia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x